RadarJateng.com, Pendidikan – Masa usia 2-6 tahun merupakan usia yang penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, dan dalam masa- masa perkembangannya harus sangat diperhatikan. Karena pada masa ini sering disebut dengan masa “golden age” yaitu anak sangat peka mendapatkan rangsangan-rangsangan. Salah satu aspek pengembangan yang membutuhkan perhatian yaitu aspek Kognitif. Pengertian Kognitif menurut Sugiyanto (2013:5) Adalah kemampuan mengembangkan daya persepsi anak berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif. Oleh karena itu perkembangan kognitif perlu mendapatkan rangsangan, karena anak belajar mengenal warna, bentuk, ukuran, pola, anak juga mengenal konsep-konsep matematika seperti lebih banyak-lebih sedikit, sama tidak sama, lebih besar-lebih kecil, konsep angka, konsep bilangan serta sains, seperti menghitung, klasifikasi.
Pembelajaran kognitif pada anak usia dini dilakukan dengan cara yang menarik dan menyenangkan, karena dunia anak adalah bermain, maka pembelajaran pada usia dini menerapkan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Bermain merupakan upaya bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan serta cara anak menjelajahi lingkungannya. Oleh karena itu peran guru atau orang tua sangat penting bagi anak, karena guru atau orang tua sebagai perencana, guru atau orang tua harus merencanakan suatu pengalaman yang baru agar anak terdorong untuk mengembangkan minat dan kemampuannya.
Adapun salah satu fungsi bermain bagi perkembangan anak sebagaimana dikatakan Slamet Suyanto (dalam ahmad susanto) yaitu bermain dapat mengembangkan kemampuan kognitif. Anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan untuk menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek.
Dengan demikian untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak dilakukan aktivitas bermain dengan menggunakan media kantong bilangan dengan benda-benda kongkrit sederhana sebagai penunjang dalam aktivitas bermain. Media kantong bilangan merupakan media sederhana yang berupa kantong-kantong persegi dan terdapat simbol angka 1-10, media kantong bilangan diharapkan dapat memahami konsep berhitung dengan mudah, aktif, dan menyenangkan. Dalam aktivitas tersebut anak dapat membilang atau menyebutkan urutan bilangan, menunjukkan bilangan, dan memasang bilangan dengan lambang bilangan.
Cara membuatnya :
- Potong kertas karton dengan pola seperti papan
- Potong kertas lipat sesuai selera membentuk kantong
- Membuat kartu bilangan 1-10
- Tempel kartu bilangan pada setiap kantong bilangan
Contoh Kegiatanya adalah guru / orang tua mengenal konsep lambing bilangan dengan benda konkrit
Cara penggunaan :
- Guru / orang tua megenalkan lambang bilangan 1-10
- Guru / orang tua menyiapkan beberapa media seperti:stik eskrim, cotton bath dll
- Guru / orang tua memberi contoh cara mengisi kantong bilangan dengan stik es krim sesuai lambang bilanganAnak
- Anak mencontoh dan maju satu persatu untuk melakukanya
Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk mempermudah anak dalam memahami konsep bilangan. melalui kegiatan yang menyenangkan dan melalui media benda konkrit anak lebih antusias dalam kegiatan memahami konsep bilangan, media kantong bilangan ini juga mudah pembuatanya sehingga baik orangtua maupun guru bisa membuat media tersebut dan mengimplementasikan baik di rumah ataupun disekolah.
Semoga melalui media ini bisa bermanfaat bagi kita semua
Penulis : Fajar Dinia Nofita, S.Pd, TK 17 Agustus, Mojokerto, Jatim