Peran Guru di Era Digital.

SMP Negeri 1 Wonosalam Demak – Jawa Tengah

RadarJateng.com, Pendidikan Saat ini teknologi digital sudah sangat luas dalam hal penerapan dan dampaknya. Massive open on line course atau penerapan teknologi digital dalam pemelajaran, kini mampu menembus tembok ruang kelas, batas-batas kampus, bahkan garis teritorial Negara. Loncatan kemajuan teknologi digital ini menjadi tantangan berat bagi guru. Ibaratnya, buku bisa digantikan dengan teknologi tetapi peran guru tidak bisa digantikan. Bahkan, harus diperkuat. Pada era sekarang, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Guru yang lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis. Guru juga dituntut menjadi inspirasi para siswa dalam menerapkan algoritma berpikir dalam pengembangan diri manusia.

Menjadi guru di abad 21 berbeda dengan guru di abad 20-an. Di era digital seperti sekarang ini, eksistensi guru tidak lagi dilihat dari kharismanya semata. Lebih dari itu, bagaimana seorang guru mampu berkomunikasi dan beradaptasi mengikuti arah tangan zaman. Guru di era digital dituntut mampu berinovasi dan berkreasi, karena sistem pembelajaran tahun 80-an sudah tidak diterima oleh anak didik zaman sekarang.

Guru adalah pendidik profesional dengan utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sebagai tenaga profesional guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Seorang guru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan masyarakat teknologi. Sudah siapkah mereka dengan perubahan yang ada? Sementara di lain pihak, ia menjadi kunci untuk menyiapkan anak-anak bangsa dalam menghadapi masa depan yang semakin kompetitif.

Read More
Peran Guru di Era Digital di SMP Negeri 1 Wonosalam Demak – Jawa Tengah

Pada era sekarang, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Guru yang lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis.

keberadaan teknologi digital sebagian dapat menggantikan atau membantu peran guru terutama pada aspek pengajaran yang bertumpu pada transfer of knowledge and tekhnology and skill, namun tidak dapat menggantikan peran guru sebagai pendidik, yang bertugas membentuk karakter, mental, kepribadian, sikap dan tabi’at melalui penanaman nilai-nilai luhur, yang berbasis pada agama dan  nilai-nilai budaya luhur yang dilakukan dengan cinta kasih, melalui keteladanan, bimbingan, latihan, pembiasaan, dan sebagainya.

Dalam profesinya yang mulia guru bukan hanya mengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, melainkan memberikan bimbingan, latihan, teladan, pembiasaan, dan kasih sayang dan cinta kasih serta menyentuh hati nurani dan pribadinya dalam rangka pembentukan karakter, mental dan moral peserta didik. Prof. Dr. Arief Rachman mengatakan, bahwa guru tetap yang utama membimbing siswa saat belajar. Teknologi hanya sarana atau alat yang tergantung kepada tujuan dari orang yang menggunakannya. Dengan demikian ada sebagian tugas yang dikerjakan guru, dan sebagian tugas lainnya didelegasikan kepada peralatan teknologi digital.

Peran Guru di Era Digital di SMP Negeri 1 Wonosalam Demak – Jawa Tengah

Pada era digital ini dibutuhkan sebuah orientasi baru dalam pendidikan yang menekankan pada konstruksi aktif siswa melalui pencarian berbagai macam informasi serta sumber-sumber lainnya yang berguna untuk kehidupan mereka dalam berbagai situasi. Peran guru dalam pembelajaran yang menekankan pada kreativitas dan inisiatif; pendidikan konvensional cenderung menampilkan kemampuan manual individu yang mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu Peran guru dalam pembelajaran yang menekankan pada interaksi dan kerjasama; masyarakat yang telah mencapai tingkat spesialisasi yang tinggi dengan beragam profesi, membutuhkan interaksi yang lebih luas serta kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan. guru harus bisa menekankan pada konstruksi aktif siswa melalui pencarian berbagai macam informasi serta sumber-sumber lainnya yang berguna untuk kehidupan mereka dalam berbagai situasi.

Tantangan guru di era digital; guru sampai sekarang masih banyak memakai produk 80-an, sementara muridnya sudah memakai produk kontemporer. Akibatnya, para murid berbeda secara radikal dengan para guru, karena banyak terjadi ketidaknyambungan di sana-sini. Kita tahu bahwa murid sekarang tidak lagi cocok dengan sistem pendidikan abad 20. Namun, praksis di lapangan para guru masih tidak memahami hal ini. Banyak guru kita yang lambat mengejar laju modernisasi pendidikan. Yang terjadi kemudian adalah murid sudah mampu menerima informasi secara cepat dari berbagai sumber multimedia, sementara banyak guru acapkali memberikan informasi dengan lambat dan dari sumber-sumber terbatas.

Strategi mengatasi tantangan; sistem pendidikan yang masih terjebak pada otoritas struktural-birokratis harus segera dibenahi. Daya kreasi dan inovasi seorang guru harus segera dimunculkan. Guru era digital tidak boleh mengikuti kurikulum yang baku dan kaku. Sebab, kenyataan dari banyaknya sistem pembelajaran yang berlangsung, guru masih berkutat pada apa-apa yang tengah dicetuskan oleh pemerintah, di mana ketika guru mengajar hanya terpaku pada target kurikulum yang kaku dan mekanistis. Dengan demikian, banyak kita temukan tipe-tipe guru kurikulum. Yakni guru yang melihat tolok ukur keberhasilan dipusatkan pada angka kuantitatif yang diperoleh dalam evaluasi saja. Jika guru belum dapat sepenuhnya masuk di era digital, mereka dapat menjadi jembatan revolusi. Yakni, dengan cara menjadikan dirinya sebagai motivator, yang menggerakkan anak didik pada sumber belajar yang dapat diakses. Sebagai dinamisator, yakni memantau anak didik agar mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. Sebagai evaluator dan justifikator, yaitu dapat menilai dan memberi catatan, tambahan, perbendaharaan dan sebagainya terhadap temuan siswa.

Guru di era digital tidak boleh mengikuti kurikulum yang baku dan kaku. Literasi guru hendaknya dapat dilakukan dengan melibatkan mereka secara sistematik dan berkelanjutan dalam pengembangan komunitas digital misalnya melalui jaringanjaringan belajar digital lainnya. Jika guru belum dapat sepenuhnya masuk di era digital, mereka dapat menjadi jembatan revolusi. Yakni, dengan cara menjadikan dirinya sebagai motivator, yang menggerakkan anak didik pada sumber belajar yang dapat diakses. Sebagai dinamisator, yakni memantau anak didik agar mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

Penulis : Antika Kumara Dewi, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia di  SMP Negeri 1 Wonosalam Demak – Jawa Tengah

Related posts