RadarJateng.com, Pendidikan – Menanamkan nilai agama sejak dini merupakan hal yang sangat penting untuk fondasi kehidupan beragamannya dimasa depan. Anak di usia dini tertarik untuk meniru semua tindak-tanduk dari lingkungannya baik ayah ibunya ataupun orang dilingkungan tempat belajarnya termasuk dalam soal beribadah misalnya saja solat ataupun mengaji. Menurut Jean Piaget, psikolog dari Prancis, semua anak memiliki pola perkembangan kognisi yang sama, yaitu melalui empat tahapan: sensori–motor, pra–operasional, konkret–operasional, dan formal operasional. Perkembangan kognisi anak usia dini (2-7 tahun) berada pada tahapan berpikir pra-operasional. Tahap ini adalah tahap ketika anak tidak dapat memahami sesuatu tanpa dipraktikkan terlebih dahulu.
Sejalan dengan pendapat Piaget, Jean Jacques Rousseau mengatakan, “Anak usia dini belajar melalui aktivitas fisik.” Dengan kata lain, mengenalkan ajaran agama kepada anak usia dini haruslah dengan cara memberikan kesempatan untuk mempraktikkan apa yang kita katakan dan lakukan. Jadi, berikan contoh kepada anak bagaimana melakukannya.
Mengajarkan agama sejak dini bertujuan tidak lain membekali anak menjadi pribadi akhlakul karimah. Salah satunya yaitu mengajarkan mengaji sejak dini kepada si kecil, kegiatan mengaji merupakan kegiatan yang penting yang perlu diajarkan untuk anak sejak dini, karena di usia dini anak-anak masih begitu bersih dan mudah memahami serta menirukan apa yang diajarkannya secara cepat. Anak-anak juga perlu diberikan pemahaman terkait salah satu bentuk ibadah yang mana apabila dilakukan akan mendapatkan pahala, Terlebih alquran merupakan pedoman hidup semua umat Islam, maka sudah sepantasnya mempelajari dan memahami isinya sedari dini. Mengajari anak sejak usia dini adalah sebuah kesempatan dan peluang besar yang bisa memudahkan dalam mengajarkan mengaji yang sesuai dengan dasarnya, Untuk memperkenalkan si kecil dengan Al-quran langkah pertama yang dapat dilakukan dengan memperlihatkan al quran atau buku iqro kepada mereka sebelum si kecil mengenal buku lainnya.
Langkah awal yang dapat dilakukan yaitu mulai dari memperkenalkan mereka dengan huruf hijaiyah terlebih dahulu. Jika dilakukan secara terus-menerus tidak menutup kemungkinan anak-anak akan memiliki rasa penasaran yang lebih tentang alquran. Selain dukungan itu komunikasi antara orang tua ataupun pendidik dan anak juga tidak kalah penting dalam proses belajar mengaji. Seorang orang tua atau guru harus memiliki komunikasi yang baik, sebab hal tersebut akan sangat berpengaruh pada keberhasilan anak dalam belajar mengaji.
Mengaji memiliki banyak manfaat bagi anak dimana dapat mempengaruhi daya ingat serta pemahaman bagi anak, selain itu juga berpengaruh pada kondisi moral anak tentang bagaimana cara bersikap dan berperilaku kehidupan sosial yang baik kedepannya. Selebihnya memberikan manfaat lainnya yaitu:
- Anak mampu mengetahui hal-hal yang baik dan buruk sebagaimana terkandung dalam Al-Qur’an.
- Menjadi terbiasa untuk hanya mengucapkan perkataan yang baik.
- Mampu bersikap ramah dan sopan santun kepada orang-orang disekitarnya.
- Mengerti pemahaman menjaga kebersihan diri karena dalam mengaji diharuskan dalam keadaan suci dan bersih.
Pemberian stimulasi di usia dini memiliki dampak yang kuat serta tajam kepada ingatan anak, dimana dengan mengajarkan mengaji sejak dini kepada anak-anak, diharapkan tumbuh rasa kepercayaan terhadap Allah SWT sebagai tuhanya dan Al-qur’an adalah firman-Nya. Keyakinan yang tertanam sejak dini akan terpatri dan sangat membekas higga remaja dan masa kedewasaanya serta meneguhkan akidah. orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman dan contoh teladan yang baik kepada si kecil tentang pentingnya belajar di usia dini dimana diusia ini masih mudah untuk memahami sesuatu yang diajarkanya, terutama belajar mengaji hal ini tidak lain agar si kecil tumbuh dan memiliki pribadi yang berahlak mulia.
Penulis: Luluk Tri Faizatun, S.Pd, TK Nurul Hadi – Cilacap – Jawa Tengah