Penerapan Kegiatan “Salam Gembira” Menggunakan Symbol Love/Peluk, Salaman, Cas Dan Tos Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Brata Utama Kota Parepare.

Penerapan Kegiatan “Salam Gembira” Menggunakan Symbol Love/Peluk, Salaman, Cas Dan Tos Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Brata Utama Kota Parepare.

RadarJateng.com, Pendidikan Anak sebagai makhluk individu dan sosial berhak untuk mendapatkan Pendidikan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuannya untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga kelak dapat menjadi generasi berkualitas bagi bangsa. Melalui Pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah Pancasila, diharapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tahu hak dan kewajibannya untuk hidup berdampingan, tolong menolong dan saling menghargai. Atas dasar falsafah itulah penyelenggaraan PAUD di Indonesia hendak mencetak generasi-generasi Pancasila sejak dini. Sebab usia dini merupakan masa yang paling tepat untuk membentuk karakter seseorang.

Menurut Sujiono (2009:6), “Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.”

Menurut Fadillah Muhammad (2012:166), “metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasaakan suatu aktivitas kepada seorang anak atau peserta didik”. Pembiasaan artinya melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Artinya, apa yang dilakukan anak dalam pembelajaran diulang terus-menerus sampai ia dapat betul-betul memahaminya dan dapat tertanam dalam hatinya. Pembiasaan bersalaman yang ditanamkan dan dikembangkan pada anak usia dini melalui metode- metode yang menyenangkan bagi anak dan tidak membuat anak cepat bosan. Guru sebagai pendidik mesti kreatif mencari ide untuk memilih metode yang tepat khususnya bersalaman pada anak. Melalui pembiasaan pada anak usia dini agar mereka lebih mudah mengerti arti penting bersalaman, jika dia tidak membiasakan diri untuk bersalaman maka itu merupakan salah satu akhlak yang tidak baik.

Read More

Berjabat tangan atau bersalaman memiliki keutamaan yang sangat agung dan pahala berjabatan tangan sangat besar. Berjabat tangan termasuk diantara penyebab terhapusnya dosa. Oleh karena itu, guru mesti harus mengenalkan pada anak sedini mungkin untuk melakukan sikap bersalaman, agar anak terbiasa dengan melakukan bersalaman secara terus menerus dan berulang-ulang. Pembiasaan bersalaman ini sudah seharusnya dikenalkan pada anak dari sejak dini. Bersalaman adalah bentuk dari bejabat tangan, dengan berjabat tangan saja bisa menghapus dosa yang telah diperbuat. Pembiasaan dapat dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal disekolah, pendidikan nonformal dimasyarakat dan pendidikan informal didalam keluarga. Pada lembaga formal atau sekolah dapat melalui 4 kegiatan-kegiatan seperti melihat gambar, video, dan nyanyian yang diperagakan langsung oleh guru. Dengan membiasakan anak untuk melakukan physical touch sejak diri akan menumbuhkan rasa empati, rasa sayang dan rasa peduli karena adanya kedekatan emosional antar sesama. Physical touch adalah salah satu bentuk bahasa cinta (love language) yang diekspresikan melalui kedekatan dan sentuhan fisik. Seperti bersalaman, berpelukan, pengusap kepala anak dengan lembut, pengelus punggung anak dengan hangat dan lain lain.

Penerapan Kegiatan “Salam Gembira” Menggunakan Symbol Love/Peluk, Salaman, Cas Dan Tos Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Brata Utama Kota Parepare.

Kegiatan salam gembira diterapkan di Taman Kanak-kanak Brata Utama Kota Parepare ketika hendak masuk kedalam kelas. Guru menyediakan beberapa gambar yaitu bentuk love/peluk, tangan bersalaman, cas dua tangan, dan tos tangan dikepal. Dimana gambar tersebut telah dicetak dan ditempel di dekat pintu masuk kelas. Anak diberikan kesempatan bergiliran secara antri memilih salah satu symbol yang disediakan dengan cara seolah-olah menekan symbol tersebut. Setelah dipilih salah satu symbol anak akan melakukan salam sesuai gambar yang dipilih, misalkan bentuk love/peluk maka anak akan berpelukan dengan guru sebelum masuk kelas. Dan mengucapkan salam ketika masuk ke dalam kelas.

Adapun berdasarkan pengamatan guru setelah menerapkan kegiatan salam gembira. Anak-anak merasa senang, karena hal ini merupakan hal unik dan baru yang anak-anak lakukan. Bahkan ada anak yang meminta untuk mengulang kembali kegiatan salam tersebut untuk dilakukan bersama guru dan teman-temannya.

Hal ini bertujuan untuk memberikan pembiasaan dan penanaman nilai-nilai moral dan agama. Dalam hal ini melatih bersalaman pada anak, harus dimulai dengan latihan konkret, sederhana, praktis, tidak menimbulkan perasaan takut, malu khawatir atau rasa bersalah berlebihan. Proses pengembangan nilai-nilai ini harus berjalan secara berkesinambungan agar anak terbiasa dan meyakini nilai-nilai yang diperolehnya sesuai dengan apa yang pernah anak lakukan melalui bersalaman baik kepada orang yang lebih tua darinya maupun teman sebayanya. Dengan begitu kepercayaan diri, serta keberanian anak akan tumbuh karena yang terpenting adalah memberikan rasa gembira, senang terlebih dahulu untuk anak, agar anak nyaman dan tanpa rasa takut mengungkapkan ide serta pendapat anak. Pembelajaran dikelas pun akan terlaksana dengan baik.

Penulis : Catur Suci Suryaningsih, S.Pd,  TK Brata Utama Kota Parepare, Kec.Soreang, Kel.Bukit Indah. Kota Parepare Sulawesi Selatan.

Related posts