RadarJateng.com, Pendidikan – Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamental dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada anak usia dini, yaitu masa semua potensi anak berkembang pesat. Namun di sisi lain anak usia dini berada pada mas kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak distimulasi secara optimal dan maksimal pada usia dini tersebut, dampak dari tidak terstimulasinya berbagaipotensi saat usia emas, akan menghambat tahap perkembangan anak berikutnya. Jadi, usia emas hanya sekali dan tidak dapat diulang lagi (Suryana, 2013 : 1.3).
Pengembangan kognitif meliputi tiga tingkat pencapaian dalam standar PAUD kemendiknas tahun 2009 yaitu (1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola dan (3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Piaget dalam Rohayah, dkk (2009:3-4) mengemukakan empat tahapan perkembangan kognitif yaitu : Sensori motor (dari lahir – 2 tahun) pra operasional (2-7 tahun) operasi konkret (7-11 tahun), dan operasi formal (11 tahun ke atas). Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget, anak TK berada pada tahap praoperasional di mana dalam mengenalkan konsep bilangan, anak –anak membutuhkan contoh konkret yang digunakan anak dalam belajar.Bilangan didefinisikan sebagai : sesuatu yang bersifat abstrak dan menyatakan banyaknya anggota dari suatu kelompok. Lambang bilangan atau numeral adalah penamaan dari perlambangan dari kelompok tersebut. Contoh himpunan dari bilangan dapat diwakili “5” (lambang bilangan Hindu-Arab), “V” (lambang bilangan romawi).
Perlu diperhatikan bahwa angka berbeda dengan bilangan atau lambang bilangan. Angka hanya berupa 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 Angka tersebut membentuk suatu lambang bilangan. Bilangan dapat teridiri dari satu angka atau kombinasi dari beberapa angka misanya 1, 11, 111,1111 dan sebagainya. Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dipahami anak, yang nantinya dijadikan sebagai dasar penguasaan konsep matematika di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut Soedadiatmodjo , (1983 : 67) bilangan itu hanya dapat dihayati atau dipikirkan saja, maka untuk menyatakan bilangan diperlukan lambang atau simbol. Salah satu simbol bilangan adalah angka yang artinya adalah notasi dari bilangan itu sendiri. Sedangkan penjelasan dalam buku yang lain (Soemartono dkk, 1992 : 8) dituliskan bahwa lambang dasar dari sistem Hindu-Arab disebut dengan angka. Seringkali bilangan disebut seperti rangkaian kata-kata tanpa makna yang berkaitan dengan bilangan itu. Untuk menyatakan suatu bilangan dijelaskan dalam pedoman umum matematika bahwa sebelumnya kita harus memberi nama pada bilangan-bilangan tersebuPola merupakan susunan benda yang terdiri atas warna, bentuk, jumlah, atau peristiwa (KW, Lestari 2011 : 12). Pola juga merupakan bagian dari matematika. Penggunaan pola sebagai bagian proses pembelajaran pada anak usia dini karena pola dapat ditemukan di kehidupan sehari –hari anak.
Maksud dari menebalkan pola dalam kegiatan ini adalah menarik garis pada sebuah bentuk atau pola yang telah disediakan menggunakan berbagai media dengan teratur, sehingga anak akan memahami bagaimana bentuk dari pola tersebut.Mengajari anak untuk belajar menebalkan pola dengan cara menggunakan berbagai media memang membutuhkan kesabaran dan strategi yang tepat agar anak dapat mengenal konsep bilangan dengan baik. Mengingat dunia anak masih senang akan bermain dan memiliki daya konsentrasi yang pendek apabila anak berada pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Namun lain halnya apabila kegiatan tersebut dikemas secara menyenangkan, bervariasi serta tidak membosankan.Dengan menebali pola anak belajar untuk mengamati bentuk misalnya bagaimana mereka menuliskan angka 2, menghitung jumlah benda yang mereka tebali dan juga memasangkan bilangan yang sesuai dengan jumlah benda yang mereka tebali sehingga anak akan lebih mudah untuk mengenal konsep bilangan.
Penulis : Ria Afkharina Wulandari, S. Pd, TK Kemala Bhayangkari 37, Banyuwangi – Jawa Timur