RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan merupakan salah satu sarana yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk sumber manusia yang berkualitas, dengan pendidikan maka dapat tercipta generasi yang memiliki karakter beriman, berkualitas dan mampu mengaktualisasi diri untuk menjadi ujung tombak peradaban dalam kemajuan dalam segala sektor.
Pada materi pengelasan SMAW dimata pelajaran di sekolah menengah kejuruan yang di ajarkan, terdapat penurunan rendahnya kemampuan peserta didik dalam literasi dan numerasi pada mata pelajaran tersebut, dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan selama satu semester ini siswa kurang dalam literasi pada buku atau pun e-book tentang las dasar mengguakan las SMAW. Yang mana siswa setelah diberikan materi mereka tidak mengulas materi tersebut, dan pada akhirnya ketika ada penugasan siswa tidak mampu menjawab, hal ini dibuktikan dari beberapa kali penugasan secara tertulis dan secara lisan siswa mendapatkan nilai di bawah kreketria yang sudah di tentukan sekolah. Penilaian tersebut di ambil untuk evaluasi dalam hal pengetahuan siswa. Begitu pun pada saat siswa praktik langsung menggunakan mesin las SMAW, dari materi APD sampai dengan materi prosesdur penggunaan mesin dan pembuatan job, siswa kurang dalam memperhatikan seting mesin dan penggunaan APD yang di anggap siswa kurang nyaman ketika menggunakan APD lengkap untuk pengelasan.
Dari rendahnya siswa tentang literasi dan numerasi pada pembelajaran praktik ini berpengaruh besar terhadap hasil dari praktik siswa itu sendiri. Contoh kecil pada saat praktik pengelasan siswa malas untuk meyiapkan mesin, menyeting ampere yang ingin digunakan, dengan tidak adanya penyetingan ampere maka siswa akan mendapatkan beberapa permasalahan, yang pertama yang ditemui siswa pada saat praktik pengelasan dengan penggunaan ampere terlalu rendah siswa kesulitan untuk menyalakan elektroda (elektrodanya lengket) pada benda yang akan di las. Kemudian kedua permasalahan yang di dapati oleh peserta didik pada saat penggunaan ampre yang terlalu besar akan menyebabkan hasil pengelasan menjadi terdapat cacat las yaitu undercut.
Terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan siswa rendah dalam literasi dan numerasi pada saat pembelajaran praktik pengelasan SMAW yaitu banyaknya Distraction (gangguan) yang dihadapi siswa. Seperti siswa terlalu asik bermain game online, gangguan dari teman sekelasnya, kebiasaan siswa mengobrol pada jam pelajaran dan permasalahan keluarga di rumah yang membuat siswa tidak fokus pada pembelajaran disekolah. Faktor-faktor ini yang berpengaruh besar terhadap rendahnya kemampuan literasi siswa yang menyebabkan penghambat keberhasilan siswa, yang dibuktikan dengan nilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama satu semester ini di bawah angka standar yang sudah di tetapkan sekolah.
Dalam hal ini saya (guru) menerapkan beberapa solusi yang mengkin kedepannya bisa digunakan untuk menanggulangi permasalahan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah menengah kejuruan. Yang pertama penggunaan metode ajar yang lebih inovatif dari yang awalnya metode ceramah didepan siswa dan mencatat di papan tulis,salah satu contoh metode yang digunakan adalah metode problem based learning (PBL) dengan pendekatan student center learning yang mana bisa dengan pemberian materi melalui power point, pemberian barcode atau link materi yang bisa di akses melalui handphone siswa masing-masing. Kemudian pemberian penayangan vidio interaktif yang bisa diamati bersama, kemudian di diskusikan melalui kelompok belajar dan di pesentasikan di depan kelas. Dari metode pembelajaran PBL tersebut kita bisa angkat beberapa masalah yang nantinya bisa di amati, identifikasi, didiskusikan dan di pesentasikan hasil diskusinya, jadi siswa yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator untuk mengarahkan jalannya diskusi. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa diberikan refleksi diri untuk meningkatkan semangat belajar pada materi selanjutnya dengan di adakannya quiz melalui salah satu aplikasi online yaitu contohnya kahoot, yang mana dalam aplikasi ini bisa di gunakan secara individu atau kelompok, dan cara permainannya yaitu dengan kecepatan menjawab dan dengan jawaban yang paling benar.
Dari solusi diatas semoga mampu untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi siswa dalam pembelajaran praktik maupun tidak perkatik. Dengan metode baru yang mampu menjadikan siswa sebagai center pembelajaran dan mengubah cara ajar yang lama dengan mengunakan teknologi yang ada bisa merangsang siswa lebih aktif dalam literasi maupun numerasinya.
Penulis : Muhammad Rizqi Rahmatullah,S.T. SMK YPWKS Cilegon, Kel. Kotabumi, Kec. Purwakarta Cilegon Banten