Mari Mengembalikan Budaya Mendongeng.

Mari Mengembalikan Budaya Mendongeng

RadarJateng.com, Pendidikan Teringat dahulu ketika masih kecil sering sekali kakek bercerita dan mendongeng untuk aku dan adik-adikku tentang banyak hal. Dongeng tentang kancil, dongeng tentang asal usul daerah sekitar bahkan cerita tentang penjajahan Belanda dan Jepang. Walaupun waktu itu kakek menceritakannya tanpa menggunakan buku tetapi pesan dan kesannya sangat melekat dalam ingatan dan imajinasi. Bila kakek sedang bercerita imajinasiku seolah melayang-layang mengikuti alur cerita tersebut. Banyak pesan moral yang bisa didapat dari cerita dan dongeng yang didapat. Keakraban dan rasa kasih sayang diantara kami pun juga sangat kuat. Dari kegiatan bercerita kami selalu merasa penasaran dan bertanya tanpa malu apa saja yang yang ingin kami ketahui dari cerita.

Tetapi sekarang ini semua telah berubah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah merubah kebiasaan setiap orang baik dewasa maupun anak-anak. Para orang tua lebih senang dengan dunia mereka sendiri di dalam gadget. Mereka kebanyakan juga telah memfasilitasi anak-anak dengan gadget pula, sehingga kebanyakan anak-anak maupun orang dewasa telah asyik dengan dunia mereka sendiri. Cerita dan dongeng tidak lagi menjadi hiburan bagi anak-anak, karena sudah dikalahkan oleh game dan konten hiburan dari dalam gadget. Apalagi ditambah dengan kesibukan orang tua yang sangat padat, membuat waktu mereka banyak tersita untuk pekerjaan sehingga terlupakan untuk menyisihkan waktu untuk buah hati mereka. Perasaan lelah sepulang bekerja seringkali dilampiaskan oleh orang tua dengan melihat konten-konten di dalam gadget mereka. Anak-anakpun terbiasa tanpa dampingan dari orang tua mereka bila sudah bermain dengan gadget. Semakin lama semakin hilanglah budaya mendongeng untuk anak. Padahal banyak sekali manfaat yang bisa didapat oleh anak maupun orang tua dari kegiatan mendongeng. Dengan mendongeng akan menjalin hubungan yang semakin erat dan akrab antara anak dengan orang tua. Dan masih banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan mendongeng diantaranya yaitu:

1. Dongeng Meningkatkan Daya Imajinasi Anak

Read More

Seringkali orang tua dibuat kagum ketika melihat anak sedang berimajinasi dalam bermainnya. Ada yang berimajinasi menaiki pesawt padahal hanya duduk diatas kursi yang bergoyang. Ada yang berimajinasi menaiki roket walaupun pada kenyataanya hanya berada di atas kardus yang disusun. Ternyata imajinasi anak semakin berkembang sesuai tahapan usianya. Oleh karena itu penting bagi orang tua memberikan stimulus bagi perkembangan imajinasi anak. Salah satunya dengan dongeng. Dongeng memberikan perasaan berkhayal pada anak seperti apa yang digambarkan oleh sang pendongeng. Inilah yang membuat daya imajinasi anak makin berkembang.

2. Mengembangkan Kemampuan Berbahasa

Dengan sering mendengarkan dongeng rasa penasaran anak dalam memenuhi hal yang belum diketahuinya akan terangsang dan akan memunculkan banyak pertanyaan pada diri anak. Dengan sering bertanya maka secara tidak langsung perkembangan bahasa anakpun mulai mengalami peningkatan. Penambahan kosakata dalam dongeng juga akan semakin memperkaya kosakata anak.

3. Meningkatkan Minat Baca

Ketika guru atau orang tua sedang membacakan sebuah dongeng pada anak melalui buku cerita, secara tidak langsung akan memberikan motivasi pada anak untuk tahu lebih dalam tentang isi buku. Apalagi jika buku dongeng disertai gambar-gambar menarik sesuai cerita maka akan makin menumbuhkan minat baca pada anak.

4. Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Karakter-karakter dalam dongeng sangat memberikan efek yang luar biasa pada karakter anak. Dengan dukungan dari orang tua/guru dalam menanamkan karakter-karakter yang baik pada anak maka anak bisa memahami perbuatan mana yang baik dan yang kurang baik. Dalam hal ini kecerdasan emosional anak juga terasah dari karakter-karakter tokoh dalam dongeng. Misalnya tokoh yang baik suka menolong, suka membantu dan pemberani. Karakter yang kurang baik misal pemarah, pemurung, pemalu dan sebagainya. Dalam cerita dongeng banyak sekali kandungan pesan dan pelajaran moral, melalui bimbingan orang tua anak dapat belajar membedakan berbagai macam emosi yang ia dengarkan dalam dongeng tersebut selain itu anak juga dapat belajar mengelola dan mengendalikan emosi yang dirasakannya.

 5. Melatih Daya Ingat Anak

Biasanya setelah bercerita/mendongeng seorang guru atau orang tua akan memberikan pertanyaan kepada anak tentang dongeng yang baru saja didengarnya. Hal ini akan melatih daya ingat anak tentang hal yang baru saja didengarnya. Anak akan mengingat nama-nama tokoh baik maupun tokoh tidak baik dalam dongeng dan mengingat hal-hal baik yang bisa ditiru dari tokoh dan juga hal yang tidak boleh ditiru dari tokoh.

6. Membentuk Rasa Empati

Dongeng yang didengar oleh anak tentu meninggalkan pesan moral yang mengajarkan pentingnya saling menolong, saling menyayangi, saling membantu dan sebagainya. Dari sinilah rasa empati anakpun mulai tumbuh. Sehingga pada kehidupan nyata anak mulai akan memberikan empati pada teman, saudara ataupun orang disekitarnya yang sekiranya pantas untuk mendapatkan empati

Melihat begitu besarnya manfaat mendongeng untuk anak sebagai seorang pendidik di PAUD sayapun merasa tergugah untuk membangkitkan lagi semangat dan budaya mendongeng yang dahulu juga pernah saya dapatkan saat masih kanak-kanak. Anak-anak pada usia PAUD sangat memerlukan sebuah stimulasi untuk meningkatkan daya imajinasi, kemampuan berbahasa, minat membaca, kecerdasan emosional, melatih daya ingat mereka dan juga membentuk rasa empati mereka.

Untuk memberikan ruang dalam kegiatan mendongeng, dapat dilakukan dengan menyisipkannya pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Suatu contoh di sekolah saya dalam satu minggu disediakan Sabtu Ceria dimana didalamnya anak-anak mendengarkan dongeng dari guru ataupun melihatnya dari dongeng-dongeng berkarakter yang ada di media internet.  Untuk media  yang bisa digunakan guru dalam mendongeng misalnya saja buku dongeng, boneka, bercerita dari gambar ataupun bercerita tanpa alat yaitu dengan hanya memperlihatkan mimik wajah dan gerakan saja. Dengan pembiasaan mendogeng ini setidaknya akan mengisi kekosongan ruang dalam jiwa anak sehingga akan tertanam karakter-karakter yang baik untuk masa depan anak kelak.

Sebagai seorang pendidik sudah sepantasnya memberikan pendidikan berbasis karakter untuk mendukung tujuan dari  Kementrian Pendidikan di Indonesia. Menurut Setiadi dan Kolip (2010) “Internalisasi pendidikan karakter perlu diterapkan dalam metode pembelajaran PAUD. Metode internasisasi nilai-nilai PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran PAUD. Metode-metode tersebut antara lain mencakup metode bermain, metode bercerita, metode pembiasaan, metode role model atau keteladanan, metode bermain peran, dan metode ilustrasi”. Dari pernyatann tersebut jelas tertera bahwa metode bercerita turut menjadi bagian dalam pengembangan karakter pada anak usia dini.

Penulis : Hima Susanti, S.Pd. TK Mardisunu Tanjungsari, Tulungagung. Jawa Timur

Related posts