RadarJateng.com, Pendidikan – Darjowidjojo (dalam Candra, 2017:51) mengungkapkan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan memaknainya. Menurut Burnett mengemukakan bahwa dalam mengenalkan huruf merupakan hal yang penting untuk anak usia dini yang diperoleh dari 20 lingkungan sekitar baik huruf latin, huruf arab dan huruf lainnya. Terdapat beberapa huruf yang dikenal anak yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan mengenal huruf.
Melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya meski harus diulang-ulang. (Harun Rasyid dkk, 2009: 241). Suhartono dalam Dhieni (2010:15) mengatakan bahwa “dalam mengembangkan bahasa anak dapat diawali dengan pengenalan bunyi bahasa, mulai dari bunyi bahasa yang mudah diucapkan dilanjutkan ke bunyi bahasa yang sulit. Pengenalan huruf dapat dilakukan secara bertahap dari peniruan bunyi vokal, dilanjutkan dengan peniruan bunyi konsonan” Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenalkan huruf merupakan tahap pengenalan huruf abjad yang berkaitan dengan bentuk dan bunyi huruf. Pada tahap perkembangan anak dari yang belum tahu menjadi tahu. Kemampuan anak dalam mengenal huruf, khususnya konsep pengenalan huruf sudah harus dilakukan sejak usia dini dan program pengenalan keaksaraan di lembaga PAUD dapat menjadi kegiatan pembelajaran yang dapat membantu dalam perkembangan kosa kata anak dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Menurut prinsip dari Theory Of Whole Languange (teori bahasa secara lengkap) dikutip dari Sudjarwo S, ( :61) terdapat prinsip-pripsip kegiatan untuk mengenalkan huruf pada anak usia dini yaitu : 1. Pertama, prinsip dalam mengenalkan materi yang berbentuk huruf dapat dilakukan melalui bacaan dalam bentuk huruf per-huruf atau kata yang memiliki simbol serta memiliki arti seperti : batu, bata, satu dsb. 2. Kedua, setelah anak mengenal huruf tersebut guru menyambungnya sehingga menjadi kata-kata. 3. Ketiga, melalui kata-kata tersebut guru memotong kata tersebut menjadi huruf-huruf yang termuat didalamnya, kemudian guru membantu anak mengenal huruf-huruf yang ada di dalam kata-kata tersebut. 4. Keempat, guru mengulang-ulang materi dan cara tersebut beberapa kali sampai sebagian besar anak dapat memahami serta mengenalnya. 5. Kelima, sembari mengenalkan huruf dan kata-kata, guru sekaligus dapat melatih anak untuk mulai belajar memegang pensil dan cara menggunakannya, dan seterusnya berlatih menulis sendiri.
Pembelajaran anak usia dini merupakan tahapan awal yang diperoleh sejak usia dini. Pembelajaran usia dini diberikan secara bermain atau bisa disebut bermain sambil belajar. Berdasarkan hal tesebut, media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting untuk keefektifan pembelajaran anak usia dini jika dipersiapkan dengan maksimal dan sesuai karakteristik maupun perkembangan anak (Safira, 2020: 21).
Dalam Permendikbud 146 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, dinyatatakan bahwa anak dapat berkembang secara optimal perlu diperhatikan aspek-aspek seperti agama-moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitf, bahasa dan seni dalam mengembangkan aspek ini harus sesuai dengan kurikulum untuk anak usia dini yaitu dalam konteks bermain. Terkait perkembangan anak dalam sisi bahasa menurut Otto (2015:17) perkembangan bahasa anak ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan merupakan penyampaian informasi secara lisan atau langsung sedangkan tulis merupakan cara penyampaian informasi secara tertulis. Menurut Cochrane Efal dalam Mislahusnika, (2016:15) tahap perkembangan membaca seorang anak antara lain tahap fantasi (magic stage), tahap pembentukan konsep diri (self concept stage), tahap membaca gambar (bridging reading stage), tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage), dan tahap membaca lancar (independen reader stage). Berdasarkan tahapan tersebut anak usia 5-6 tahun seharusnya sudah bisa membaca gambar karena pada Permendikbud 146 Tahun 2014 yaitu anak mampu menunjukan keaksaraan awal dengan menunjukan bentuk-bentuk simbol (pra menulis) dan dapat membuat berbagai bentuk karya seperti membuat gambar dengan beberapa coretan atau tulisan yang sudah berbentuk huruf atau kata.
Pada kenyataannya banyak Proses pembelajaran yang terjadi, baik oleh orang tua atau guru dalam mengenalkan huruf pada anak masih menggunakan pembelajaran konvensional seperti anak diajak membaca huruf-hurf dari poster dan di tulis di papan tulis, Pembelajaran dilakukan hanya menggunakan buku kegiatan dan LKA (Lembar Kerja Anak) dalam pengenalan huruf pada anak. Hal tersebut membuat anak merasa bosan karena kegiatan tersebut kurang menarik dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diberikan sulit untuk dipahami. Lebih lanjut, anak-anak kurang antusias karena pembelajaran hanya menggunakan buku kegiatan tanpa menggunakan media pembelajaran yang menarik. Penggunaan media dalam pembelajaran pengenalan huruf pada anak bisa menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan anak dalam pengenalan huruf dapat dilakukan dengan media kartu huruf menggunakan busy book. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat menyampaikan fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman1993:11).
Busy book adalah salah satu media pembelajaran yang menarik bagi anak usia dini. Menurut Kreasiumy, (2017:6) Busy Book merupakan sebuah buku yang biasanya terbuat dari kain flannel yang berisi gambargambar dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan membaca anak. Manfaat Busy Book diberikan kepada anak usia dini adalah dapat merangsang rasa ingin tahu anak dengan cara menghibur, mendorong kemampuan motorik, keterampilan, mental dan emosional. Selanjutnya Annisa, Agustin, & Eliyawati (dalam Yulia Afrianti & Asdi Wirman 2020:1159) busy book merupakan pengembangan dari buku edukatif. Busy book terbuat dengan bahan kain flanel dengan warna yang menarik dan tidak berbahaya untuk anak, dengan ukuran 25 x 25 cm. Proyek mengembangkan keterampilan anak seperti mengancingkan, beberapa konsep juga mengajarkan seperti menghitung, mengenal ukuran, bentuk dan warna, mengelompokan bentuk serta warna.
Sejalan dengan itu menurut Wulansari Ramadhani & Sudarsini (dalam Yulia Afrianti & Asdi Wirman 2020:1159) busy book/quiet book/ activities book merupakan media 3 dimensi jenis model/tiruan berupa buku kain yang tebuat dari kain flanel yang terdiri dari halaman-halaman yang berisi bermacam kegiatan anak-anak seperti menghitung, mengenal warna, mengikat tali, mengenal satwa, dan lain-lain yang besifat edukatif. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, busy book merupakan media pembelajaran yang terbuat dari kain flannel yang dikembangkan atau dibuat sesuai dengan yang kita inginkan yang tentunya berkaitan dengan pembelajaran yang akan diajarkan ke anak didik kita. Misalnya dengan merangkai huruf menjadi kata.
Menurut Prakarsi, Kasrono & Dewi (dalam Yulia Afrianti & Asdi Wirman, 2020:1160) media busy book dalam penggunaanya dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan selama proses pembelajaran bagi peserta didik karena media busy book adalah bentuk media baru yang kreatif serta inovatif dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Menurut Ratnanningsih (dalam Yulia Afrianti & Asdi Wirman, 2020:1160) media busy book merupakan media interaktif yang dapat menarik perhatian anak, membuat anak lebih aktif, dan menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan. Kaitan media busy book dengan kemampuan membaca anak karena media ini dapat menarik perhatian anak untuk belajar. Media busy book dapat menarik perhatian anak, anak akan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat menstimulasi kemampuan membaca anak. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran busy book dapat digunakan sesuai kebutuhan kita yang tentunya sesuai tahap perkembangan anak. Dalam artian, penggunan busy book dapat diterapkan di semua tema dalam pembelajaran.
Keunggulan media pembelajaran Busy Book menurut Daryanto (dalam Diah Safitri dkk, 2019:52) dapat digunakan untuk semua tema, dapat dibuat sendiri sesuai kreasi kita, setiap gambarnya dapat diatur sendiri, dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak, dapat digunakan berkali-kali, menghemat waktu dan tenaga. Jadi, Peserta didik dapat melakukan aktivitas seperti mencocok gambar, mengenal, merangkai huruf atau angka, belajar berhitung dan banyak permainan interaktif lainnya yang tentunya mampu meningkatkan kemampuan konsentrasi, berbahasa, kemampuan sosial serta mampu meningkatkan kemandirian pada anak.
Sedangkan Mufliharsi, (2017:150) penggunaan media busy book sebagai pembelajaran memiliki beberapa keunggulan yaitu : 1. Guru mudah menentukan materi ajar, hanya perlu disesuaikan antara konten dengan perintah. 2. Guru dapat dengan mudah mengevaluasi siswa karena dengan sendirinya aktivitas yang terdapat di dalam buku dapat mengeksplorasi kemampuan masing-masing anak 3. Anak tanpa diminta dapat langsung melakukan aktivitas yang ditutunt dalam setiap lembar busy book. 4. Akan timbul rasa ingin tahu anak dan cenderung melakukan sendiri tanpa bantuan dari guru. 5. Sifat media yang tahan lama karena terbuat dari kain sehingga tidak mudah kotor maupun robek. 6. Pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan dan aktif. 7. Pembelajaran menjadi menyenangkan karena banyak aktivitas, dan memancing kreativitas anak untuk melakukan aktivitas yang ada menjadi lebih baik dan sistematis. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media busy book terdapat banyak sekali dalam penggunaannya, antara lain yaitu merangkai huruf menjadi kata, mencocokkan gambar, belajar berhitung dan masih banyak lagi kegiatannya. Penggunaan media busy book dapat disesuaikan dengan tema dengan menyesuaikan kebutuhan anak.
Cara membuatnya :
- Siapkan bahan ( kain Flanel )
- Potong kain flanel, ukuran sesuai yang diinginkan, berbentuk persegi Panjang ( seperti buku )
- Siapkan potongan – potongan kain Flanel untuk digunting membentuk huruf – huruf, ukurannya sesuai dengan yang diinginkan
- Susun rapi lembaran kain flannel yang sudah dipotong, tempelkan lembar demi lembar menggunakan lem tembak pada satu sisi yang nantinya bisa dibuka dan ditutup seperti buku tulis.
- Kemudian sisi yang sudah direkat dijahit menggunakan jarum jahit yang berukuran besar dan menggunakan benang wol, supaya kelihatan lebih menarik.
- Lalu pada setiap lembar kain flannel di beri hiasan dengan jahitan menggunakan benang wol yang berwarna warni
- Setelah itu tempelkan huruf – huruf yang sudah digunting pada setiap lembaran secara terurut, dan pada lembaran berikutnya dapat ditempelkan beberapa gambar yang di inginkan.
Cara Penggunaan :
- Ambil media busy book, lalu buka halaman demi halaman dengan cara memperlihatkan kepada anak – anak.
- Pada halaman yang disertai gambar, anak – anak diminta untuk menyebutkan huruf – huruf dari kata pada gambar yang ada, misalnya gambar sayur daun singkong, lalu anak diminta menyebutkan dan menempelkan huruf – huruf sesuai nama sayur yang ada pada gambar, d-a-u-n s-i-n-g-k-o-n-g.
- Begitu seterusnya
Tujuan dari media permainan busy book yang diberikan kepada anak usia dini agar dapat merangsang rasa ingin tahu anak dengan cara menghibur, mendorong kemampuan motoric, keterampilan, mental dan emosional.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Roni Zulvia, S.Pd, TK Babussalam, Kel. Sei. Lekop. Kec. Sagulung Kota Batam