RadarJateng.com, Pendiidkan – Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling dasar. Perkembangan dan pertumbuhan anak di masa depan akan sangat bergantung pada berbagai stimulasi serta rangsangan yang bermakna semenjak usia dini. Usia dini adalah waktu yang tepat memberikan stimulasi pada anak agar pertumbuhan dan perkembangannya dapat berkembang maksimal. Menurut Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 14 tentang Sistim Pendidikan Nasional” Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Usia dini disebut juga usia keemasan dalam mengembangkan semua aspek perkembangan diantaranya yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Oleh karena itu upaya pendidikan yang komprehensif harus dilakukan sejak dini(Akbar, 2018).
Dalam Permendikbud 146 tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, dinyatatakan bahwa anak dapat berkembang secara optimal perlu diperhatikan aspek-aspek seperti agama-moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitf, bahasa dan seni dalam mengembangkan aspek ini harus sesuai dengan kurikulum untuk anak usia dini yaitu dalam konteks bermain. Terkait perkembangan anak dalam sisi bahasa menurut Otto (2015:17) perkembangan bahasa anak ada dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan merupakan penyampaian informasi secara lisan atau langsung sedangkan tulis merupakan cara penyampaian informasi secara tertulis.
Pengenalan huruf sejak usia TK adalah hal yang paling penting, pengajarannya harus melalui proses sosialisasi serta metode pengajaran membaca tanpa membebani dengan kegiatan belajar yang menyenangkan (Hasan, 2009:66).
Dalam permendikbud 146 tahun 2014 anak usia 5-6 tahun sudah dapat menguasai indikator mengenal keaksaraan awal: a) menunjukkan bentuk-bentuk simbol (pra menulis), b) membuat gambar dengan beberapa coretan atau tulisan yang sudah berbentuk huruf atau kata, c) menulis huruf-huruf dari namanya sendiri. Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial emosional serta kejiwaan peserta didik ( kusumawati, 2017:17).
Proses pembelajaran baik oleh orang tua atau guru dalam mengenalkan huruf pada anak masih menggunakan pembelajaran konvensional seperti anak diajak membaca huruf-huruf dari poster dan di tulis di papan tulis serta majalah. Pembelajaran dilakukan dalam pengenalan huruf pada anak hanya menggunakan buku kegiatan dan LKA (Lembar Kerja Anak). Hal ini membuat anak merasa bosan, tidak ingin tahu serta tidak kreatif karena kegiatannya kurang menarik dalam pembelajaran sehingga pembelajaran yang diberikan sulit untuk dipahami. Lebih lanjut, anak-anak kurang antusias karena pembelajaran hanya menggunakan buku kegiatan tanpa menggunakan media pembelajaran yang menarik serta factor-faktor yang mempengaruhi belajarnya.
Dalam penelitian ini ditemukan ada dua faktor sebagai penyebab anak kesulitan mengingat abjad, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada diri anak tersebut meliputi perkembangan kognitif, motivasi, minat belajar, dan emosi. Faktor eksternal berarti faktor dari luar diri anak yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Saat dilingkungan sekolah, kemungkinan media yang digunakan oleh guru kurang optimal sehingga tidak menarik dan merangsang minat dan perkembangan anak.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan media yang menarik, metode yang bervariasi serta guru menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan sehingga anak nyaman serta aman ketika melakukan kegiatan atau belajar. Penggunaan media dalam pembelajaran pengenalan huruf pada anak bisa menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Peran media dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang terpenting karena digunakan sebagai pengantar atau perantara untuk menyampaikan sebuah pembelajaran. Dengan adanya media yang inovatif, dimaksudkan dapat sebagai penghubung agar anak dapat mengingat apa yang telah dipelajarinya dan pembelajarannyapun lebih bermakna. Adapun media yang digunakan dalam riset ini adalah kartu huruf atau flashcard dengan harapan dapat lebih menarik minat, perhatian dan motivasi anak untuk belajar mengenal abjad.
Media kartu huruf (flashcard) yang sudah tidak asing dan sangat familiar di masyarakat ini, anak dapat belajar mengenal huruf secara nyata karena tidak hanya mengamati abjad dengan mengoptimalkan otak kirinya saja, namun dengan ilustrasi gambar dan warna menarik yang analog dengan bunyi huruf awal dapat menstimulasi otak kanan anak sehingga informasi yang terserap melibatkan kedua belah otak yang akhirnya akan masuk pada long term memory, tidak hanya pada neokorteks. Media kartu huruf banyak manfaatnya seperti yang dikatakan oleh Suyanto (2012) manfaat menggunakan kartu huruf antara lain sebagai berikut :
1). Anak akan dapat membaca sedini mungkin.
2). Mengembangkan daya ingat otak kanan.
3). Melatih kemampuan konsentrasi anak
4). Memperbanyak perbendaharaan kata
Alat dan bahan membuat kartu huruf yaitu antara lain:
- Gunting
- Lem
- Spidol
- Kardus bekas
Cara membuatnya :
- Kardus bekas di buat lembaran dan bersihkan
- Buatlah ukuran 4 cm x 6 cm dan di potong, sebanyak 28 lembar
- Buatlah angka 0 sampai 6 dan bulatan satu sampai enam
- Buatlah setiap seri (0-6) sebanyak 4 set.
Cara Penggunaan :
- Buatlah permaiman, yang melibatkan 1orang guru dan paling banyak 4 orang
- Dilakukan di dalam atau di luar ruangan
- Minta anak untuk mengambil kartu sesuai dengan kata seperti kata : p-i-s-a-n-g
- Kemudian anak diminta untuk melafazkan huruf satu persatu lalu kartu tersebut disusun menjadi kata pisang.
- Begitu seterusnya.
Tujuan dari media permainan kartu huruf ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf dan suku kata akan meningkat sehingga anak tidak terbebani dalam belajar yang mengharuskan mereka menggunakan buku dan pensil serta LKA saja.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Lina Kurniati,S.Pd, TK Miftahul Jannah, Jorong Mandahiling Nagari Lawang Mandahiling Kecamatan Salimpaung – Sumatra Barat