RadarJateng.com, Pendidikan – Masa golden age adalah masa emas pada anak-anak di awal kehidupannya yaitu pada usia 0-5 tahun. Fase ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena pada fase ini pertumbuhan anak berkembang begitu pesat. Terutama terjadi pada pertumbuhan otak. 75% pertumbuhan otak manusia terjadi pada usia dini akan berkembang secara maksimal jika mendapatkan stimulasi yang baik.
Perkembangan kognitif anak merupakan cerminan dari kompleksitas kerja sirkuit otak yang terbentuk sejak usia dini dan harus melewati periode kritis pada tahun-tahun pertama awal kehidupan anak. Semakin kompleks sirkuit otak yang terbentuk, maka semakin besar kapasitas anak untuk belajar mengembangkan kemampuan kognitif. Salah satu upaya mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah dengan cara berhitung.
Kemampuan berhitung menurut Susanto ( 2011:98 ) adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangan dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.
Suyanto S. ( 2005 : 57 ) menyatakan bahwa manfaat utama kegiatan berhitung ialah mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis. Selain itu, mengingat begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini dengan berbagai media dan metode yang tepat dan jangan sampai merusak pola perkembangan anak. Apabila anak belajar berhitung melalui cara sederhana, namun tepat dan mengena serta dilakukan secara konsisten dan kontinu dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan, maka otak anak akan terlatih untuk terus berkembang.
Perlunya media dan metode yang tepat dalam kegiatan berhitung ini, karena anak usia dini belum dapat melakukan kegiatan berhitung dengan sesungguhnya. Masa ini anak berada pada tahap berhitung permulaan yaitu berhitung dengan benda-benda dari lingkungan terdekatnya.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru atau orang tua untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berhitung permulaan. Menurut hasil penelitian Jean Piaget tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan kegiatan berhitung atau matematika pada anak usia dini akan melalui tahapan :
1. Tahap konsep atau pengertian, Pada tahap ini anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda-benda yang dapat dihitung dan yang dapat dilihatnya.
2. Tahap peralihan, Tahap ini merupakan masa peralihan dari benda konkret ke lambang. Seperti anak mampu menghitung antara kesesuaian benda yang dihitung dengan bilangan yang disebutkan.
3. Tahap lambang, Tahap dimana anak sudah diberi kesempatan untuk mengenal bentuk bilangan atau menulis lambang bilangan tanpa paksaan.
Beberapa prinsip mendasar yang perlu dipahami dalam menerapkan permainan berhitung yaitu dengan menghitung dengan benda, berhitung dari yang mudah ke yang sulit, anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, suasana yang menyenangkan, bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh-contoh, evaluasi dari awal sampai akhir kegiatan.
Dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti metode tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, bermain atau pemberian tugas. Selain itu juga perlu di dukung dengan penggunaan media. Media yang tepat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar anak, rasa ingin tahu anak, serta dapat menstimulasi perkembangan anak. Media yang digunakan tentunya harus bervariasi dan menarik bagi anak. Untuk membuat media yang menarik, guru atau orang tua bisa membuat media sendiri dengan berbagai alat dan bahan seperti barang daur ulang, alat dan bahan yang ada di rumah, alat dan bahan yang mudah di dapat, yang ringan di biaya dan tentunya bahannya ramah untuk di gunakan anak.
Salah satu media yang bisa digunakan untuk permainan berhitung adalah menggunakan papan pintar yang berbentuk kucing. Alat dan bahan yang digunakan : duplex karton atau kardus, kain flanel, kertas origami, mesin lem tembak, isi lem tembak, pensil, penghapus, spidol, gunting, botol air mineral, tutup botol air mineral, perekat kain.
Cara membuatnya sebagai berikut :
- Gambar pola berbentuk kucing diatas duplex karton atau kardus
- Gunting pola gambar berbentuk kucing
- Gambar atau jiplak pola gambar bentuk kucing diatas kain flanel
- Gunting kain flanel yang sudah digambar
- Lem menggunakan lem tembak
- Hias bagian kepala menggunakan kertas origami (seperti : mata, hidung, kumis)
- Gunting beberapa botol air mineral
- Hias guntingan botol air mineral menggunakan kain flanel atau kertas warna, kemudian rekatkan menggunakan lem
- Tempel 3 botol tersebut ke badan kucing
- Potong perekat kain sesuai ukuran dan membentuk simbol “+ , − dan = “
- Tempel di sela-sela botol
- Hias tutup botol air mineral menggunakan kertas origami dan rekatkan menggunakan lem tembak
- Gambar tutup botol menjadi gambar kepala kucing
- Buat angka 1-20 menggunakan kardus dan kertas origami
- Beri perekat kain di belakang angka yang sudah jadi
Cara penggunaan :
- Guru atau orang tua mendemontrasikan cara bermain media papan pintar
- Guru atau orang tua melibatkan anak untuk mencoba menggunakan papan pintar
- Guru atau orang tua memberikan beberapa pertanyaan atau kuis
- Anak mencoba memecahkan masalah yang dihadapi menggunakan media papan pintar
- Guru atau orang tua mengamati dan memberikan arahan kepada anak apabila membutuhkan bantuan
Jadi, kemampuan berhitung anak dapat distimulasi dengan salah satu media papan pintar yang berbentuk kucing. Media tersebut diharapkan dapat menarik rasa ingin tahu anak, dapat menumbuhkan motivasi belajar anak dan memudahkan anak untuk belajar berhitung.
Semoga informasi diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis : Nella Apriliana Dwiestin, S.Pd (Guru TK Pertiwi Sooko Mojokerto, Jawa Timur)