RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prses pembelajaran agar peserta didik secara akti mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti itulah pendidikan di artikan oleh Undang Undang Repulik Indonesi Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ternyata pendidikan bukan hanya tentang proses peserta didik dari sebelumnya belum tahu terkait suatu ilmu kemudian menjadi tahu, namun lebih jauh dari itu terkait menjadikan manusia seutuhnya dengan mengedepankan akhlak dan kepribadian.
Proses mengasah peserta didik menjadi manusia seutuhnya di sekolah bukan hanya sekedar mengetahui pengetahuan terkait ilmu pengetahuan namun juga bersosialisasi. Hal inilah yang tidak dapat di gantikan oleh interaksi melalui internet yang dilaksanakan ketika pandemi berlangsung. Maka dari itu, ketika kini pandemi telah kian mereda dan kembali tatap muka ke sekolah, proses pembelajaran tersebut dapat secara nyata di rasakan oleh peserta didik dan seluruh komponen yang ada di sekolah dalam harmoni terselenggaranya pendidikan di sekolah.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam proses ini adalah kegiatan yang dilaksanakan pada setiap hari Jumat. Pada setiap pekan di SMK Negeri 1 Slawi, hari Jumat bukan hanya sekedar melaksanakan pembelajaran semata namun juga terdapat berbagai agenda yang dilaksanakan untuk mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dalam bersosialisasi serta melibatkan siswa dalam proses untuk ikut turut serta dalam menjaga lingkungan di sekitarnya. Terdapat berbagai kegiatan Senam Bersama, Kegiatan keagamaan, hingga Jumat Bersih.
Jumat Bersih adalah kegiatan untuk membersihkan area lingkungan sekolah yang dilaksanakan seluruh warga di sekolah. Sesuai dengan lingkungan kelas maupun area tugasnya masing-masing setiap warga sekolah bahu membahu untuk turut melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan sekolah sebagai wujud kepedulian dengan lingkungan serta membangun semangat gotong royong. Kegiatan dilanjutkan dengan sarapan bersama dan pembinaan dari wali kelas kepada peserta didik.
Sekolah yang menjadi salah satu ujung tombak pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkan berbagai hal yang pada peserta didik. Pada point ini peran guru sebagai fasilitator bagi siswa menjadi salah satu pendukung dalam proses tersebut, khususnya adalah wali kelas. Bukan hanya sebagai koordinator kelas semata namun menjadi pendamping siswa apabila siswa mengalami permasalahan hingga kendala yang di alami di sekolah baik itu terkait pembelajaran atau dalam berhubungan sosial dengan teman, guru dan warga sekolah. Sehingga pembinaan wali kelas ini dapat menjadi salah satu ruang konseling bagi siswa maupun bagi guru untuk bertukar informasi dan cerita serta menanamkan berbagai nilai moral.
Dengan kegiatan ini pengalaman peserta didik yang dialami di sekolah bukan hanya sekedar mendapatkan materi pelajaran saja namun juga proses interaksi dengan orang lain. Pendidikan pun terselenggara dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan mulai dari proses untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar hingga bergotong royong untuk membersihkan lingkungan sekolah. Termasuk pengalaman saling bertukar pikiran dalam forum interaksi dengan wali kelas. Peserta didik dapat menyampaikan berbagai keluh kesahnya dan teman yang lain memberikan mendapat. Hal ini juga berefek pada kedekatan emosial peserta didik dengan wali kelasnya, sehingga bukan hanya sekedar gelar semata namun ‘Wali Kelas’ menjadi nyata di rasakan peserta didik dengan kehadiran dan perhatian dalam kelas.
Proses pendidikan dan interaksi inilah yang tidak dapat di gantikan oleh media sosial hingga internet. Interaksi langsung tatap muka dan saling berbagi serta memberikan dukungan bukan hanya sekedar formalitas namun juga sebentuk kehadiran dan perhatian yang diberikan oleh wali kelas terhadap peserta didik. Pendidikan tentang etika hingga norma-norma yang tidak dapat di temukan di media bahkan internet namun hanya dapat di bangun melalui interaksi langsung dan penanaman berbagai kesadaran terkait keterlibatan peserta didik dalam berproses menjadi manusia seutuhnya. Sehingga peserta didik bukan hanya menjadi seorang yang pintar dalam hal keilmuan namun juga pintar dalam membawa diri serta menjadi manusia yang seutuhnya.
Penulis : Arma Setyo Nugrahani, S.Pd. SMK NEGERI 1 SLAWI, Kec. Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah