RadarJateng.com, Pendidikan – Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Apabila diberdayakan dengan sebaik-baiknya maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya Pemerintah dalam memberdayakan sumber daya manusia adalah mengelola sektor pendidikan menjadi lebih profesional. Sektor pendidikan yang paling dasar dalam pembentukan pribadi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, adalah melalui program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jenjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah the Golden Age atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, di mana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa identifikasi/imitasi, masa peka, dan masa bermain.
Perkambangan anak dimulai sejak dalam kandungan. Kehidupan anak dimulai saat sel telur dibuahi oleh sel sperma. Perkembangan anak secara psikologis dipelajari dalam psikologi perkembangan yaitu cabang dari ilmu psikologi (ilmu jiwa) yang membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi sampai kanak-kanak. Perkembangan anak yang dimaksud di sini adalah aspek perkembangan anak yaitu aspek-aspek yang dikembangkan dalam diri anak melalui PAUD. Menurut Direktorat PAUD prinsip perkembangan anak adalah : a. Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan merasakan aman serta nyaman dalm lingkungannya. b. Anak akan belajar terus menerus, dibulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu, mengesplorasi lingkungan, menemukan kembali suatu konsep hingga mampu membuat sesuatu yang berharga c. Anak belajar melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun teman sebaya yang ada di lingkungannya. d. Minat dan ketekunan akan memotivasi belajar anak.
Ada berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kreativitas, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anakanak dalam rangka berfantasi. Semua jenis permainan bisa membuat anak lupa waktu dalam memainkannya. namun permainan tradisional yang disebutkan jika dimainkan terlalu lama tidak memiliki efek yang negative dan permainan ini bersifat menguras tenaga atau fisik sehingga anak tidak mungkin memainkannya terlalu lama. Anak akan berhenti main dengan sendirinya jika ia merasa kelelahan. Permainan tradisional tidak bisa dilakukan sendiri, rata-rata permainan ini perlu berkelompok dalam artian membutuhkan banyak orang dan paling sedikit dua orang dalam memainkannya. permainan ini secara tidak langsung melatih anak dalam berkomonikasi, bergaul, berkerjasama, berkompetisi seperti bermain congklak, petak umpet dan lain sebagainya dengan teman sebayanya. Permainan tradisional banyak melibatkan lingkungan alam sekitar sehingga dapat mengenal lingkungan.rekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan.
Permaianan anak-anak pada jaman dulu atau yang kita kenal permainan tradisional. Permainan ini dulu banyak dimainkan oleh anak kelahiran kurang lebih 1950-1990 an. Bagi orang yang masa kelahirannya termasuk pada tahun-tahun tersebut pasti sudah mengenal atau bahkan pernah memainkan permainan tradisional antara lain Lompat Tali, Kelereng, Egrang, Petak Umpet, Gasing, Layang-layang, Congklak, Benteng dan lain sebagainya.
Semua jenis permainan bisa membuat anak lupa waktu dalam memainkannya. namun permainan tradisional yang disebutkan jika dimainkan terlalu lama tidak memiliki efek yang negative dan permainan ini bersifat menguras tenaga atau fisik sehingga anak tidak mungkin memainkannya terlalu lama. Anak akan berhenti main dengan sendirinya jika ia merasa kelelahan. Permainan tradisional tidak bisa dilakukan sendiri, rata-rata permainan ini perlu berkelompok dalam artian membutuhkan banyak orang dan paling sedikit dua orang dalam memainkannya. permainan ini secara tidak langsung melatih anak dalam berkomonikasi, bergaul, berkerjasama, berkompetisi seperti bermain congklak, petak umpet dan lain sebagainya dengan teman sebayanya. Permainan tradisional banyak melibatkan lingkungan alam sekitar sehingga dapat mengenal lingkungan.
Menurut (@manfaat.co.id) 10 manfaat permainan tradisional untuk anak yaitu, mencerdaskan anak mengendalikan emosi, meningkatkan daya kreatifitas, kemampuan bersosialisasi, melatih kemampuan motoric, meningkatkan fisik anak, bekerja sama, kepercayaan diri, menghargai prestasi orang lain dan demokratis. Seperti yang sudah tertanam pada anak didik di TK Plus Wildan Mukholladun. Pada hari Sabtu anak-anak diajak untuk melestarikan permainan tradisional, mislnya : engklek, dakon, betengan, jamuran, dll. Permainan ini sangat banyak meningkatkan perkembangan pada anak usia dini.
Penulis : Umi Khanifah, S.Pd, TK Plus Wildan Mukholladun, Desa Kemloko Kab. Blitar Jawa Timur