RadarJateng.com, Pendidikan – Usia dini merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak. Setiap anak unik dan dilahirkan dengan bakat alami. Dia secara alami cenderung ke satu atau lebih metode belajar. Diyakini bahwa 90% otak manusia berkembang pada usia 5 tahun, dan 8 tahun pertama kehidupan seorang anak membangun fondasi untuk kesehatan dan pembelajaran di masa depan. Ini berarti bahwa seorang anak membutuhkan akses ke alat yang tepat, dan lingkungan yang menantang dan otaknya menyerap informasi, memahami, dan belajar untuk merespon..
Pengembangan otak anak usia dini dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu melalui berhitung. Berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena dalam pelaksanaanya harus dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan untuk anak.
Kemampuan berhitung merupakan bagian dari matematika yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan kognitif anak. Kemampuan berhitung pada anak sangat penting dikembangkan, karena berhitung dapat digunakan dalam kehidupan sehar-hari anak. Bermain dan interaksi yang menyenangkan adalah aspek yang paling penting dari belajar mengajar berhitung pada usia anak dini . Dengan menggunakan permainan anak lebih fokus dalam belajar . Menghitung benda sehari-hari di sekitar lingkungan bisa menjadi awal yang baik bagi orang tua atau guru untuk berhitung bersama anak-anaknya. Anak-anak mungkin pertama kali mempelajari angka dalam urutan yang berbeda, dan bahkan mungkin mengulang dan menghafal urutan angka atau berhitung. Ini seperti menyanyikan ABC. Lagu bisa menjadi penolong yang hebat dalam mengajar anak-anak cara berhitung.
Mengajar anak-anak berhitung bukan hanya membantu mereka mempelajari angka satu sampai sepuluh tetapi juga membantu anak-anak memahami arti angka. Anak-anak belajar arti angka ketika mereka memindahkan sesuatu saat mereka menghitung ,menghitung langkah atau menghitung kendaraan yang lewat
Anak usia tiga sampai empat tahun masih belajar memahami kuantitas. Meskipun mereka dapat menghitung hingga lima, mereka semakin memahami apa arti angka sebenarnya. Pada usia empat hingga enam tahun, anak-anak dapat mencocokkan angka satu hingga sepuluh dengan sepuluh item , ini berarti mereka benar-benar menghitung dengan makna. Mereka dapat memecahkan masalah sederhana, seperti berapa banyak kue yang Anda perlukan agar setiap orang memilikinya. Pada saat anak-anak mencapai usia lima hingga tujuh tahun, mereka dapat menghitung item dan mencocokkannya; misalnya, menempatkan lima buah benda pada angka lima .
Mengajar anak-anak berhitung bisa menyenangkan dan mudah dengan menggunakan strategi sederhana yang akan membantu anak Anda mengembangkan kesukaannya pada angka.. Untuk anak-anak yang berusia 3 dan 4 tahun, dapat berlatih berhitung dengan alat permainan edukatif , sejumlah mainan umum, boneka binatang dan cincin susun .
Seperti media alat permainan edukatif berikut ini yang sangat mudah dibuat. Alat dan bahan antara lain. Kardus bekas, kertas jeruk , gambar kebun yang diperbesar , gunting, , lem tembak, spidol, kertas origami , paper cup , pensil warna, sampul plastic tebal .
Cara membuatnya
- Potong kardus dengan pola seperti papan
- Lapisi kardus dengan gambar kebun yang diperbesar
- Tempel perekat pada papan kardus
- Susun dan lengketkan paper cup
- Lengketkan gambar sayur pada paper cup
- Buatlah kartu angka
- Buatlah kantong perintah dari sampil plastic tebal
Contoh Kegiatanya adalah guru / orang tua menjelaskan tentang permainan keranjang sayur pintar, cara menghitung dan memasukkan jumlah gambar sayur sesuai angka yang diselipkan di kantong perintah
Cara penggunaan :
- Guru / orang tua menyiapkan beberapa kartu angka
- Guru / orang tua menunjukan angka dan memasukkan ke kantong perintah
- Guru / orang tua memberi contoh cara menghitung gambar sayur dengan memasukkan ke keranjang sayur yang terbuat dari papercup
- Anak mencontoh dan maju satu persatu untuk melakukanya
Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak yang mengarah pada perkembangna aspek kognitif anak . Sehingga anak tidak terbebani dalam belajar yang mengharuskan dengan menggunakan buku dan pensil saja.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Hellen Bahari, S. Pd. TK Letjen S.Parman. Jalan Wahidin No 170 Medan