RadarJateng.com, Pendidikan – Pada tahap usia 4- 6 tahun anak berada di tahapan praoperasional hal ini ditandai dengan anak hanya memfokuskan pada satu variabel dan menyamaratakan berdasarkan pengalaman terbatas ( Rita Eka Izzaty, dkk. 2008:35). Maka pentingnya pembelajaran menggunakan media konkrit pada tahap ini agar anak dapat memfokuskan pemahamannya terhadap apa yang ingin diketahuinya. Pemanfaatan media terhadap motivasi belajar anak untuk memberikan gambaran konkret terhadap informasi maupun ide- ide baru dan menyatukan materi yang akan guru sampaikan terhadap pengetahuan yang akan diberikan pada anak, sehingga pemahaman dari guru maupun anak menjadi searah.
Media yang digunakan harus dari bahan yang aman, tidak berbahaya dan mudah digunakan, agar anak dapat mengeksplorasi media tersebut untuk menambah pengalaman belajar anak. Motivasi belajar merupakan salah satu peran penting terhadap keberhasilan pembelajaran itu sendiri, peran ini dapat dilihat dari keaktifan siswa, rasa keingintahuan anak terhadap suatu materi yang disampaikan sehingga anak memfokuskan diri memperhatikan materi, hingga anak menemukan apa yang ingin diketahuinya.
Motivasi belajar menurut Wlodkosky (Sugihartono, 2007:78) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dalam memberi arah dan ketahanan terhadap perilaku tersebut. Dalam model ARCS terdapat empat kategori kondisi motivasi yang harus dilakukan guru untuk menunjang keberhasilan pembelajaran yaitu: perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan ( Sugihartono, 2007: 78-80). Dalam proses pembelajaran anak usia dini dapat dirasakan kebermanfaatannya ketika menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat anak dan meningkatkan motivasi belajar anak. Media ini dapat dihadirkan melalui gambar, miniatur beberapa benda konkrit atau mengajak anak praktek langsung didalam kelas.
Kegiatan membuat bentuk orang dari tanah liat adalah kegiatan praktek langsung didalam kelas untuk memotivasi semangat belajar anak. Anak dapat menuangkan ide- idenya dari hasil pengamatan dilingkungan sekitarnya atau dari pengalaman yang pernah dilakukannya. Anak menjadi lebih fokus pada apa yang dilakukan, keingintahuan anak menjadi lebih besar. Pada kegiatan ini guru melatih kelenturan otot jari anak, meningkatkan perkembangan sosial- emosianal anak.
Persiapan alat dan bahan:
- Guru mempersiapkan tanah liat
- Guru memotong kardus dengan ukuran sedang sebagai alas
Pelaksanaan kegiatan:
- Guru menjelaskan cara membuat bentuk orang dari tanah liat
- Guru membagikan potongan kardus
- Guru membagikan tanah liat
Cara penggunaan:
- Anak mengambil adonan tanah liat secukupnya
- Anak membuat bentuk badan, kepala, tangan dan kaki dibuat diatas kertas kardus yang sudah di potong sebagai alas.
Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar anak melalui hal- hal baru, menggali rasa ingin tahu anak, anak dapat mengembangkan kemampuan dirinya dengan megeksplorasi media tanah liat, anak dilatih untuk mampu mengkordinasikan gerakan mata dan tangan.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis : Oktaviani Maria Bragi, S. Pd. TK Tunas Harapan, Desa Samba Bakumpai, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah