PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA ANAK USIA DINI UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN DAN BERPIKIR KRITIS ANAK KELOMPOK B TK MARDI RAHAYU YPK JATIM KEDUNGKANDANG KOTA MALANG.

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA ANAK USIA DINI UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN DAN BERPIKIR KRITIS ANAK

RadarJateng.com, Pendidikan Iis Yusni Ulanwati, S.E, S.Pd, Desember 2021. Anak pada usia dini (0-6 tahun) merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. Usia dini merupakan masa emas (the golden age), untuk itu anak usia dini memerlukan suatu usaha dalam pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih tinggi.   Taman kanak-kanak mempunyai peranan yang  sangat penting untuk mengembangkan kecerdasan anak. Melalui Taman Kanak – Kanak ini anak memperoleh kesempatan untuk mengembangkan semua aspek kemampuan anak  yang terintegrasi melalui kegiatan bermain dan belajar secara terprogram berdasarkan pada tahap pencapaian perkembangan anak menurut usianya. Sehingga anak membutuhkan pembelajaran yang mewadahi mereka mengembangkan kemandirian dan menanamkan pembiasaan baik untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan dan bekerjasama dengan orang lain.

Harus kita akui selama pandemi covid-19 telah banyak merubah pembiasaan baik menjadi terlupakan oleh anak. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah semua kebutuhan anak, baik makan, memakai baju, sepatu, membawa tas  dan menyelesaikan tugas masih dibantu oleh orangtua terutama ibu. Anak juga malas untuk diajak berpikir,  menjawab pertanyaan dan kegiatan yang berkaitan dengan bercakap – cakap. Hal ini disebabkan karena anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain HP daripada bermain bersama teman – teman. Hal ini yang melatar belakang saya untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek.

Penerapan pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu usaha pendidik untuk memberikan rangsangan pendidikan untuk anak usia dini. Pembelajaran dengan pendekatan proyek merupakan proses mencari tahu yang luas dari sebuah topik yang ditemukan anak di dunia nyata. Anak memperoleh pemahaman dengan mencari sendiri jawaban atas hal – hal yang ingin diketahui melalui pengalaman sensorial (menganalisis melalui panca indra) yang kaya dan penyelidikan langsung.

Read More

Pendekatan Proyek didapat dari pendekatan konstruktivistik yaitu membangun pengetahuan anak usia dini melalui proses internal artinya anak dapat mendalami  pengetahuan melalui bimbingan. Dua pendekatan Saintifik/ inkuiri, pada pendekatan ini anak mengalami proses  untuk mencari kebenaran atas informasi yang diperoleh ketika bermain dan belajar. Penerapan pembelajaran berbasis proyek ini dapat dipergunakan untuk kelompok besar, kelompok kecil dan individu. Pembelajaran berbasis proyek ini memiliki struktur yang ramah anak. Anak diberi kebebasan untuk mengenal setiap tahapnya dan tidak mengikat keinginan atau minat anak. Pembelajaran ini juga menumbuhkan sikap kemandirian anak melalui kegiatan melihat, mengamati, memilih dan mengavaluasi bahan dan sumber belajar yang sudah di siapkan guru. Bahkan anak akan mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap pembelajaran ini.

Tahapan – tahapan yang ada pada penerapan pembelajaran berbasis proyek adalah Tahap 1 memulai proyek. Guru berperan dalam menemukan pengalaman langsung, cerita yang dialami anak  dan apa saja yang diketahui anak. Anak memperoleh pengalaman awal tentang topik melalui mendengarkan cerita, diskusi, hal – hal yang dikerjakan bersama teman – teman. Pertanyaan – pertanyaan yang muncul pada anak akan berkembang menjadi peta penyelidikan/ pengamatan anak lebih lanjut. Tahap 2 mengembangkan proyek. Di tahap ini guru mengatur proses anak memperoleh pengalaman langsung untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan anak. Keberadaan benda – benda riel, mengundang narasumber atau ahli, buku – buku cerita dan perencanaan kunjungan di suatu tempat/ karya wisata dapat menumbuhkan ide – ide dan pertanyaan anak. Dalam tahapan ini, secara tidak langsung anak akan tumbuh sikap berpikir kritis dan kreatif melalui kegiatan memecahkan masalah yang dihadapi melalui kegiatan yang bervariatif dan inovatif. Melalui tahapan ini juga guru bisa menemukan konsep – konsep yang di pelajari anak misalnya keaksaraan, bilangan dan pengetahuan yang lain. Di proses ini guru hanya sebagai fasilitator. Tahap 3 Mengakhiri proyek. Dalam tahap ini guru dan anak menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Mendorong anak untuk berbagi pengalaman selama proses bermain didalam kelas dan diluar kelas, sehingga guru dapat mendokumentasi setiap kegiatan pembelajaran ini sebagai bahan evaluasi pembelajaran.

 

Anakanak sangat antusias

Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran berbasis proyek ini tidak terbatas. Bisa dipergunakan untuk beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan. Selama penerapan proyek biasanya muncul peristiwa- peristiwa mendadak yang akan membutuhkan penyelidikan yang mendalam.

Sumber belajar yang ada pada pembelajaran pendekatan proyek ini adalah Looseparts, buku, video dan lain sebagainya. Penggunaan looseparts pada pembelajaran ini bertujuan :

  1. Agar anak dapat memilih kegiatan bermain sesuai keinginannya.
  2. Loosepart dapat diadaptasi dan dimanupulasi dalam banyak cara
  3. Mendorong kreativitas dan imajinasi anak
  4. Mengembangkan lebih banyak ketrampilan dibandingkan mainan buatan pabrik
  5. Looseparts dapat dikombinasikan dengan bahan lain untuk mendukung imajinasi anak
  6. Looseparts juga mendorong pembelajaran terbuka

Dari hasil penelitian, didapatkan indikator – indikator karakter mandiri dan berpikir kritis yang ditanamkan dalam diri anak kelompok B TK Mardi Rahayu YPK Jatim kota Malang pada saat pembelajaran proyek  meliputi :

  1. Mampu memilih kegiatan bermain sesuai keinginannya tanpa paksaan orang lain
  2. Anak senang ketika mengamati dan mengevaluasi sumber, bahan dan media belajar yang sudah disiapkan guru
  3. Anak antusias menyelesaikan kegiatan bermain tanpa bantuan guru
  4. Tumbuh rasa kerjasama dengan teman ketika menyelesaikan kegiatan
  5. Tumbuh komunikasi secara aktif antar anak dan guru
  6. Anak berani mengungkapkan ide dan gagasannya
  7. Kemandirian muncul ketika anak mampu menyelesaikan tugas sampai selesai dan kegiatan merapikan bahan dan media belajar.

Selain itu kreatifitas anak mulai tampak, sehingga saya berkesimpulan melalui penerapan pembelajaran proyek ini, anak terstimulasi di semua asperk pengembangan sesuai tahap usianya. Anak juga mendapatkan pengalaman bermain yang menyenangkan dan tidak terlupakan seumur hidupnya.

Penilaian perkembangan anak yang dipakai dalam pembelajaran pendekatan berbasis proyek ini antara lain :

  1. Nilai Agama dan Moral
  2. Bahasa
  3. Kognitif
  4. Fisik motorik
  5. Sosial emosional
  6. Seni

Sedangkan instrument penilaianya terdiri dari :

  1. Check list
  2. Anekdot
  3. Hasil karya.

Penulis : Iis Yusni Ulanwati, S.E, S.Pd, TK Mardi Rahayu YPK , Malang – Jatim.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. . 2009. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Rephublik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar  

Sujiono .2010. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta : PT Indeks

Mustarsida, Ulyatul.2021. Pembelajaran anak usia dini berbasis proyek (online) http://sahabatguru.com, diakses 31 Desember 2021

Related posts