Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Media Plastisin Pada Kelompok A

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Media Plastisin Pada Kelompok A

RadarJateng.com, Pendidikan Masa usia dini sering disebut dengan istilah golden age adalah masa keemasan. Dimana masa ini adalah masa yang paling baik untuk mengembangkan seluruh potensi anak mulai dari perkembangan nilai agama dan moral, bahasa, sosial emosional, kognitif, dan fisik motoriknya dan masa ini juga sebagai pondasi awal anak untuk mengembangkan kemampuannya sebelum mereka melanjutkan  ketahap pendidikan yang lebih tinggi. Taman kanak-kanak merupakan Lembaga PAUD formal yang dimulai dari usia 4-6 tahun, dimana lembaga tersebut merupakan salah satu tempat untuk mengembangkan potensi anak selain di keluarga. Masa anak usia dini  juga merupakan masa yang paling baik untuk menstimulasi anak dalam meningkatkan kemampuannya, terutama kemampuan motorik halusnya yang bertujuan untuk melatih perkembangan koordinasi mata dan tangan karena hal ini akan berpengaruh pada kesiapan anak dalam menulis, mewarna menggambar dan kegiatan membentuk benda.

Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak menerapkan prinsip  pembelajaran bermain sambil belajar seraya bermain, pembelajaran yang berpusat pada anak, pembelajaran yang berorentasi pada kebutuhan anak, pembelajaran menggunakan tematik, pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif , inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup dan didukung oleh lingkungan yang kondusif. Untuk itu pada masa ini

A. Pengertian Motorik halus

Read More

Menurut Selamet Suyanto (2005;51) motorik halus adalah perkembangan yang meliputi otot halus dan fungsinya . Otot ini berfungsi untuk melakukan Gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menggunting, melipat, menali,sepatu, merangkai, mengancing baju, dan menulis. Menurut Suyadi  (2010;69) bahwa motorik halus merupakan pengordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf , sehingga dapat mengembangkan motoric halus anak seperti meremas, menyobek, menggambar, menulis. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa motorik halus merupakan kemampuan mengkoordinasikan gerakan fungsi tubuh yang melibatkan otot kecil/halus dan syaraf yang membutuhkan kecermatan dan koordinasi antara mata dan tangan.

B. Tujuan Dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus Anak

Tujuan dan fungsi pengembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun yaitu:

  1. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari jemari
  2. Mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktifitas tangan
  3. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktifitas motorik halus
  4. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan gerak kedua tangan

Dari tujuan tersebut disimpulkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun yaitu untuk meningkatkan kemampuan menggerakkan anggota tubuh serta mengkoordinasikan mata dan tangan supaya dapat berkembang dengan baik.

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Media Plastisin Pada Kelompok A

C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Motorik Halus Anak

Ada beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini yaitu baik faktor internal maupun eksternal dalam Nurlaili (2019.11 )yaitu

  1. Kondisi prakelahiran,saat anak masih dalam kandungan seorang ibu. Yang mana hal ini ddipengaruhi oleh gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu .
  2. Faktor internal dalam diri anak yang merupakan sifat bawaan dari orang tua
  3. Faktor ekternal yaitu kondisi lingkungan sangat berpengaruh. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat perkembangan motoric halus anak dimana anak kurang mendapat keleluasan untuk bergerak dan melakukan latihan-latihan
  4. Kondisi kesehatan dan gizi anak pasca lahir. Anak usia dini sangat membeutuhkan gizi yang cukup untuk membentuk sel-sel tubuh dan jaringan tubuh sehingga perkembangan motorik halusnya dapat berkembang dengan baik
  5. Intelegence Question, dimana kecerdasan intelektual anak juga mempengaruhi perkembangan motorik halusnya. Perkembangan otak anak mempengaruhi gerakan yang dapat dilakukan oleh anak . fungsi bagian otak adalah mengatur dan mengendalikan gerakan. Dengan demikian otak saraf dan otot saling bekerjasama berinteraksi secara positif
  6. Adanya stimulasi yang tepat Dengan Latihan yang cukup akan membantu anak untuk mengendalikan gerakan ototnya
  7. Pola asuh yang demokratis yaitu orang tua memberikan kebebasan yang terarah, dimana orang tua membimbing, mengarahkan dan menstimulasi anak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
  8. Cacat fisik. Kondisi cacat fisik yang dialami oleh anak akan berpengaruh pada perkembangan motorik halusnya contohnya pada anak tuna daksa, mereka akan mengalami kesulitan dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan motorik halus.

D. Peran Media Dan Kegiatan Bermain Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

1. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).Sedangkan menurut Briggs (1977) “media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video,slide”. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa media adalah alat penyampai pesan yang dimanfaatkan untuk proses pembelajaran agar lebih menarik dan bermakna sehingga anak mendapat pengalaman secara langsung dan interaktif dalam proses pembelajaran tersebut.

2. Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan dan disenangi setiap anak serta merupakan proses belajar yang menyenangkan. Ada beberapa teori tentang bermain yaitu menurut pendapat Jean Piaget (dalam B.E.F. Montolalu: 2010; hal 1.9) berpendapat bahwa bermain adalah anak menciptakan sendiri pengetahuan mereka tentang dunianya melalui interaksi mereka. Sedangkan menurut Vygotsky (1967) bawa bermain merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan masalah. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bermain anak mampu bersosialisasi dengan teman serta mampu mencari dan menemukan sesuatu yang baru sehingga anak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Kegiatan bermain ditekankan pada aktivitas anak dalam bentuk belajar sambil bermain dan lebih mementingkan proses dari pada hasil. Jenis permainan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia dan kemampuan anak.

3. Manfaat Bermain

Bermain mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan anak. Setiap anak selalu mempunyai dorongan untuk bermain karena dunia anak adalah dunia bermain. Sehingga bermain mempunyai banyak manfaat bagi anak. Menurut pendapat Montolalu(2010:1.19) bahwa bermain dapat (1) memicu kreativitas anak, (2) mencerdaskan otak anak, (3) menanggulangi konflik bagi anak, (4) melatih empati, (5) mengasah panca indera, (6) sebagai media terapi dan (7) melakukan penemuan. Sedangkan menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Moeslichatoen R.(dalam Masitoh; 2009 : 9.5)  bahwa (1) bermain dapat menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa, (2) melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata, (3) mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata, (4) menyalurkan perasaan yang kuat, (5) melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima, (6) sebagai kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan, (7) mencerminkan pertumbuhan dan (8) memecahkan masalah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui bermain anak akan lebih percaya diri dalam berkreasi, mempunyai banyak pengalaman, mampu bersosialisasi dan kecerdasan anak akan bertambah.  Salah satu kegiatan bermain yang dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak dan sangat disukai anak yaitu bermain membentuk dan meniru bentuk benda menggunakan media plastisin.

Sebelum anak bermain membuat bentuk dengan media plastisin , sebaiknya guru juga mengajak anak untuk mengamati benda-benda konkret disekitarnya secara langsung  supaya anak  mendapatkan pemahaman bagaiamana bentuk yang secara nyata , dengan demikian imajinasi anak akan berkembang dengan sendirinya sehingga anak dapat menuangkan imajinasinya  melalui kegiatan membentuk benda dengan plastisin.

D. Media Plastisin

Plastisin  adalah adonan lunak warna-warni dan dapat digunakan untuk membuat berbagai bentuk sesuai keinginan dan imajinasi anak. Kegiatan bermain plastisin  melibatkan jari jemari anak secara keseluruhan dan terkoordinasi dengan baik. Melalui bermain plastisin anak melakukan gerakan meremas, menggiling, mengepal, memencet dan lain sebagainya dan dilakukan secara berulang-ulang, Bermain plastisn juga dapat melatih daya pikir anak, anak dapat mengeksplor benda-benda disekitarnya, mengembangkan imajinasinya dan meningkatkan kreativitas anak.

Dengan bermain plastisin anak akan meerasa senang karena mereka dapat mengekspresikan kreatifitas seninya melalui membuat bentuk sesuai dengan imajinasinya. Hal ini sangat membantu sekali dalam proses mengembangkan motorik halus anak terutama untuk kekuatan dan kelenturan jari jemari tangannya dengan demikian perkembangan motorik halus anak akan berkembang dengan baik dan anak akan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas motorik halus lainnya.

Penulis : Genoveva Retno Indah Kusumarini, S.Pd. TK Bina Tunas Bangsa, Surabaya, Jawa Timur

Daftar Pustaka

Zaman ,Badru (2010), Media Dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono (2007) Metode Pengembangan Fisik . Jakarta: Universitas terbuka

Montolalu (2010) Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta:Universtas Terbuka

Nurlaili (2019) Modul Pengembangan Motorik Halus AUD

Beranda>Vol 3 No 1 (2018)>Suci

http://103.207.96.36:8056/ojs2/index.php/PW/article/view/708

http://eprints.ums.ac.id/20921/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Related posts