RadarJateng.com, Pendidikan – Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal I ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan Pendidikaan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,2003).
Salah satu prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (1997) yaitu perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk. Konteks social budaya ini dimulai sejak dari lingkungan keluarga, Pendidikan sampai masyarakat secara umum.Dengan mengenalkan salah satu peninggalan sejarah yang ada disekitar sekolah yang terletak di desa sendiri maka anak secara tidak langsung dikenalkan dengan bendanya dan cara melestarikan peninggalan tersebut.
Di Desa Manjung Kecamatan Panekan terdapat peninggalan sejarah yang masih terbengkalai yang terletak ditengah sawah yang bernama Patung Garuda Wisnu Kencana. Belum adanya perhatian dari pihak terkait untuk merawat dan melestarikan patung tersebut, membuat kami berpikir untuk mengenalkan patung tersebut pada anak. Tujuan dari kegiatan ini agar anak mengenal peninggalan sejarah yang ada di sekitar tempat tinggal anak.
Lokasi yang tidak jauh dari sekolah, memudahkan anak-anak menuju ke tempat patung tersebut berada. Di lokasi tempat patung tersebut anak-anak diberikan penjelasan tentang nama, bentuk, dan sejarah singkat tentang Patung Garuda Wisnu Kencana. Anak-anak sangat antusias mengenal benda peninggalan sejarah, karena ini merupakan pertama kali mereka tahu dan melihat langsung patung peninggalan sejarah. Meskipun anak-anak tinggal di Desa Manjung, tetapi mereka semua belum tahu kalau di desa mereka ada patung peninggalan sejarah. Oleh karena itu, kegiatan pengenalan benda sejarah ini sangat memberikan dampak bagi anak-anak untuk mengenal benda sejarah yang ada di desa tempat mereka tinggal.
Kegiatan awal dilaksanakan disekolah dengan berbaris, berdoa, kemudian guru melakukan apersepsi tentang patung peninggalan sejarah. Selanjutnya anak-anak diarahkan ke lokasi patung dengan berjalan kaki sekaligus mengenalkan lingkungan sekitar anak. Selama perjalanan menuju ke lokasi patung yang ditengah sawah, anak-anak juga belajar banyak hal yang mereka temui selama kegiatan outdoor.
Diharapkan dengan mengenalkan sejarah, mereka akan mencintai budaya yang ada disekitarnya sehingga mereka akan melestarikan budaya tersebut kelak. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan kami lakukan disekitar sekolah untuk mengenalkan anak pada kearifan lokal yang ada didesa agar anak lebih mengenal dan mencintai serta menjaga dan melestarikan budaya kearifan lokal yang ada di daerah mereka tinggal.
Setelah mengenal patung peninggalan sejarah yang ada di desa mereka, pada saat mengikuti lomba Karnaval PAUD di tingkat kecamatan, nama patung Garuda Wisnu Kencana diwujudkan menjadi salah satu kostum dalam karnaval. Kostum yang dibuat dari bahan alam yaitu kulit jagung (klobot) menjadi salah satu wujud lembaga kami mengenalkan budaya yang ada di Desa Manjung kepada masyarakat. Hal ini juga kelanjutan pengenalan benda sejarah pada anak-anak dengan mengangkatnya menjadi tema dalam karnaval tersebut.
Diakhir pembelajaran ini kami mengharapkan anak-anak calon penerus bangsa mengenal budaya-budaya yang ada disekitar tempat tinggal anak sehingga kelak anak menjadi pelaku dalam melestarikan, menjaga dan mengembangkan budaya yang ada di desa tempat mereka tinggal.
Penulis : Budi Murseptyani, S. Pd, TK DHARMA WANITA II MANJUNG, KEC PANEKAN KAB MAGETAN JATIM