RadarJateng.com, Pendidikan – Anak usia dini merupakan individu yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri menurut usianya. Usia dini adalah periode awal dan paling penting dalam memulai kehidupan. Masa kanak kanak adalah masa tumbuh kembang emas bagi anak usia dini .Dimana pada masa ini anak mengalami masa kritis untuk semua aspek perkembangannya. Anak usia dini adalah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik setiap anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda khusus sesuai tingkat usia. Keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa usia dini sangat berpengaruh pada keberhasilan masamasa setelahnya. Aspek perkembangan anak usia dini ada 6 yaitu aspek perkembangan fisik motoric (kasar dan halus), aspek kognitif, aspek sosial dan emosional serta aspek seni. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini adalah aspek perkembangan kognitif yang sangat diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan tentang apa yang mereka lihat, dengar, rasa, cium dan raba melalui panca indra yang dimilikinya.
Kemampuan kognitif adalah konstruksi proses berpikir,termasuk mengingat,pemecahan masalah,dan pengambilan keputusan ,sejak kecil menuju remaja hingga dewasa(brainfit .co.id:2018)
Mulyasa (2012:43) Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan sebagai peletak dasar dalam perkembangan pribadi anak, kemampuan fisik kognitif, bahasa, seni, social emosional, spiritual. Anak yang mendapatkan pendidikan pengarahan yang tepat sejak dini akan meningkatkan derajat kesejahteraan dalam masa yang akan datang.
Jean Piaget (dalam Susanto, 2011:1) berpendapat bahwa “Perkembangan tahapan anak usia TK (5-6 tahun) sedang berada di fase praoprasional”. Cara berpikir anak bukan berdasarkan pengetahuan dan konsep abstrak. Pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran benda-benda. Anak dapat mengingat benda-benda, jumlah dan ciri-cirinya. Perkembangan kognitif masing-masing pastinya akan berbeda tergantung stimulasi yang diberikan kepada anak. Kemampuan berpikir anak bergerak dari tahap praoprasional menuju oprasional konkret atau disebut dengan masa transisi, untuk itu diperlukan stimulasi yang baik dari lingkunganya sehingga proses berpikir anak dari konkret menuju pengenalan lambang yang abstrak tidak mengalami hambatan. Tidak menutup kemungkinan jika terdapat tingkatan yang berbeda dalam proses kognitif.
Pembelajaran berhitung merupakan bagian terpenting dalam aktivitas kehidupan manusia, apabila kegiatan berhitung diberikan melalui kegiatan macam-macam permainan tentunya akan lebih efektif, karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak, diyakini bahwa anak-anak berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan. Berhitung permulaan adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.
Di TK PGRI LESTARI LANGSAR Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Meningkatkan Kemampuan Memahami Bentuk Lambang Bilangan Dengan Media Loose Part (Biji Jagung) di Kelompok B TK PGRI LESTARI Langsar masih rendah Inilah tantangan bagi guru, Dimasa masa seperti ini guru dituntut harus bisa menyusun kegiatan pembelajaran yang menarik ,kreatif ,inovatif, dan tidak membosankan bagi anak,sehingga bisa Meningkatkan Kemampuan Memahami Bentuk Lambang Bilangan Dengan Media Loose Part (Biji Jagung) di Kelompok B TK PGRI LESTARI Langsar.
Cara buatnya :
- Potong kertas origami menjadi bentuk lingkaran
- Tempelkan angka pada kertas bentuk lingkaran dan di tempel di kardus
- Tempelkan Botol bekas benrbentuk gelas di kardus dengan lem tembak
Langkah – langkah dalam Memahami Bentuk Lambang Bilangan melalui kegiatan Memahami bentuk angka adalah pertama guru mengajak anak untuk melakukan kegiatan secara langsung .
- Anak diajak melihat dan menyebutkan angka 1-10 .
- Lalu anak diajak menyebutkan angka sambil memasukkan biji gagung kedalam gelas sesuai dengan angka yang disebutkan.
Kegiatan ini dilakukan berulang – ulang dan berhasil Meningkatkan Kemampuan Memahami Bentuk Lambang Bilangan Dengan Media Loose Part (Biji Jagung) pada anak, karena dengan media benda konkrit anak – anak lebih senang dan termotivasi dalam pembelajaran.
Penulis : Endah Yulistin, S.Pd, TK PGRI LESTARI LANGSAR SSARONGGI SUMENEP – JAWA TUMUR