RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan hak mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu, baik formal maupun non formal. Di sekolah guru merupakan orang tua bagi siswa, yang mempunyai tanggung jawab akan kemajuan prestasi anak didik. Mengajar sebuah mengorganisasikan hal-hal yang berhubungan dengan belajar, dapat dipandang sebagai usaha menciptakan situasi yang diharapkan agar anak dapat belajar dengan efektif.
Mewujudkan suasana belajar dan KBM agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan. Dalam be;ajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan, yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran.
Tanpa ada faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif dan psikomotorik tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar di kelas atau di tempat lain dapat berlangsung dengan baik. Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda dalam situasi yang sama. Anak didik dalam menerima pelajaran ada yang positif dan ada pula yang negatif. Apabila menerima secara positif maka anak akan memperhatikan, berbuat sesuatu yang baik, dan menerima sesuatu yang baik. Sebaliknya, bila anak didik memiliki sikap negatif, maka anak didik akan mencela, menolak dan tidak menyukainya.
Sebagai seorang guru harus memperhatikan karakteristik terhadap anak didiknya.Sebab guru harus mampu mengubah anak yang awalnya negatif dapat berubah menjadi positif. Anak yang selalu pasif , jika ditanya hanya diam dan tidak pernah mau bertanya meskipun sebenarnya belum memahami apa yang disampaikan guru. Karena anak yang semacam itu akan sulit diajak berkembang. Mengajar bagi guru memang bukan pekerjaan yang udah, bahkan bisa dikatakan rumit,karena guru harus mampu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.
Seorang guru harus mampu memahami setiap karakteristik siswa, khususnya bagi siswa yang membutuhkan perhatian lebih di dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang selalu diam dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru ketika KBM berlangsung,harus lebih kita perhatikan dengan tujuan agar anak tersebut dapat lebih aktif dan mampu diajak maju. Anak yang cenderung pasif dalam kelas bukan berarti bodoh, tetapi mereka hanya merasa malu dan takut kepada teman yang lain, jika yang dilakukan itu salah dan akan ditertawakan.
Keaktifan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor,baik yang datang dari dalam diri, maupun yang datang dari luar diri.Pembelajaran tidak selamanya berjalan dengan mulus, kadang – kadang terjadi hambatan, terutama berhubungan dengan adanya gejala pasif dari siswa tertentu dalam mengikuti kegiatan belajar.
Faktor yang menyebabkan anak pasif dalam belajar, yaitu faktor yang dari dalam diri:
- Kurangnya kecakapan atau kemempuan, baik bakat maupun pengalaman belajar
- Kurang berminat terhadap materi pembelajaran yang di pelajari sehingga tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan belajar atau mendapat kesulitan dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut.
Faktor yang kedua yatitu dari luar diri sendiri adanya:
- Masalah di lingkungan keluarga
- Masalah di lingkungan teman – temannya.
Cara untuk mengatasi siswa yang pasif dalam pembelajaran:
- Memberi sentuhan pada titik peka anak sebagai orang tua sekaligus sebagai pendidik bagi anak
- Harus memiliki kesabaran untuk memulai menyentuh titik peka anak
- Memberi perhatian khusus pada hal – hal yang amat menarik perhatian anak
- Mengembangkan rasa percaya diri anak
- Memberikan stimulus kepada siswa dan memberian penghargaan atau penghormatan kepada siswa.
Guru tidak hanya mentransferkan IPTEK tetapi juga mampu membentuk anak didik yang berkepribadian yang baik, memiliki keterampilan, cerdas dan spiritual. Maka dari itu guru harus menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, yang mampu membuat siswa menjadi aktif ketika KBM berlangsung dan guru harus memberikan perhatian khusus terhadap anak didik yang pasif di kelas dan memberi kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi aktif bertanya sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar.
Melalui kegiatan demonstrasi membuat jus buah sebagai minuman sehat, anak anak diharapkan dapat mengenal siapa yang menciptakan buah – buahan, macam – macam buah – buahan, manfaat buah, bagian – bagian buah, bentuk buah, rasa buah, dan olahan dari buah. Selain mengenal buah, anak juga dapat mengenal alat dan bahan – bahan apa saja yang digunakan dalam membuat jus buah serta dapat mencicipi hasil olahannya sebagai kebutuhan kesehatannya.
Alat dan bahan membuat jus buah : Blender, Buah ( buah naga ), Pisau, Sendok, Gula, Susu, Gelas plastik, Sedotan, Air , Es batu (pelengkap)
Cara membuat jus buah :
- Masukkan daging buah naga yang sudah dipotong – potong, gula secukupnya dan susu sesuai selera ditambah air secukupnya
- Kemudian diblender selama beberapa menit
- Setelah jus buah jadi masukkan kedalam gelas plastik
- Masukkan es batu bila suka dan lebih segar
- Beri Sedotan
Tujuan dari kegiatan demonstrasi ini anak dapat mengembangkan nilai agama dan moralnya dengan menyebutkan buah – buahan sebagai ciptaan Tuhan, pengembangan bahasanya melalui menceritakan pengalamannya, menggunakan motoriknya melalui meraba kulit buah, dapat mencicipi buah, pengembangan kognitifnya melalui mengenal warna, bentuk, ukuran buah, mencoba membuat jus buah dengan bimbingan guru, serta dapat mengembangkan sosial emosionalnya dengan bekerja sama membuat jus buah bersama teman dan guru.
Cara mendemonstrasikan membuat jus buah :
- Guru menyiapkan alat dan bahan
- Guru memberi contoh cara membuat jus buah
- Anak mencoba membuat jus buah dengan bimbingan guru
- Anak mencicipi hasil buatannya.
Demikian pembelajaran demonstrasi membuat jus buah semoga bermanfaat. Terima kasih.
Penulis : Rosmiyati,S.Pd, TK Nursalam, Kec. Gunung Jati, Kab. Cirebon – Jawa Barat