RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak usia dini adalah masa bermain sambil belajar. Kegiatan pembelajaran akan lebih menarik minat anak. Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Elizabeth B. Hurlock, 1978: 320). Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya sebagai kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru, untuk menemukan penggunaan suatu hal secara berbeda, menemukan hubungan yang baru antara sesuatu dengan sesuatu yang lain serta mengartikannya dalam banyak alternatif cara.
Selain itu bermain memberikan kesempatan pada individu untuk berpikir dan bertindak imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreativitas anak disamping bisa menumbuhkan sosial anak. Berbagai bentuk bermain yang dapat membantu mengembangkan sosial, misalnya kegiatan menggambar bersama, bermain peran, serta kegiatan fisik motorik yang dilakukan secara berkelompok atau beregu baik menggunakan alat ataupun tidak.
Kegiatan pembelajaran yang bersifat individual belum bisa membantu keterampilan anak.Pada waktu kegiatan bermain waktu istirahat banyak anak yang tidak mau mengikuti aturan yang berlaku dan belum sabar menunggu giliran karena guru hanya membacakan aturan yang berlaku sebelum waktu bermain. Elemen keterampilan sosial yang penting dalam usia 4-6 tahun adalah aturan dan pengendalian diri (Rita Eka Izzaty, 2005: 70).
Bentuk dari aturan sendiri dapat ditentukan oleh orang tua, pendidik atau teman bermain. Tujuannya, memberi anak semackondisi saat itu. Sedangkan fungsi aturan, antara lain sebagai pengendali diri. Anak-anak perlu distimulasi dengan aturan agar terbiasa untuk bertanggung jawab dengan hal yang dilakukan. Untuk melatih keterampilan sosial anak salah satu caranya adalah melalui bermain peranam pedoman bertingkah laku yang dapat diterima sesuai situasi dan bermain pura-pura adalah bentuk bermain aktif dimana anak-anak, melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi atau situasi seolah- olah hal itu terjadi sebenarnya.
Kegiatan bermain peran yang dilakukan dengan melibatkan banyak anak dan menggunakan aturan pada waktu kegiatan berlangsung dapat menumbuhkan keterampilan sosial anak. Anak-anak akan merasa senang dan tidak merasa sedang belajar untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah tanpa merasa dipaksa dan digurui sehingga dengan bermain peran ini diharapkan keterampilan sosial dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangan usia anak. Dengan demikian metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.
Penulis : Sri Khayati S.Pd, TK Handayani, Desa Karang Rejo Wonosalam Demak – Jateng