RadarJateng.com, Pendidikan – Pengenalan matematika permulaan dengan konsep pengukuran pada anak usia 5-6 tahun dapat dilakukan melalui kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur baku dan tidak baku seperti penggaris,buku,sendok,batu,cangkang kerang,dan sebagainya.Media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak akan merangsang motivasi belajar anak dalam mengenal konsep pengukuran yaitu kegiatan menimbang benda dengan gantungan baju dan timbangan manual. Para ahli menemukan bahwa perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50% pada masa anak usia dini. Mereka juga menyebut usia dini sebagai usia emas atau golden age. Benyamin S Bloom menyatakan bahwa 50 % dari potensi intelektual anak sudah terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80 % pada usia 8 tahun.
Menurut Piaget empat tahap perkembangan kognitif adalah sebagai berikut: Tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasional kongkrit dan tahap operasional formal. Untuk perkembangan kognitif ialah kompetensi dan hasil belajar yang diharapkan berkembangnya pada anak yakni anak mampu memiliki kemampuan berfikir secara logis, berfikir kritis, dapat memberi alasan, mampu memecahkan masalah, dan menemukan hubungan sebab akibat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Johan Heindrick Pestalozzi mengemukakan bahwa “cara belajar yang terbaik untuk mengenal berbagai konsep adalah melalui berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur, merasakan dan menyentuhnya”. Matematika memainkan peran penting di dalam kurikulum kanak-kanak dini. Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun sedang mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif yang memungkinkan mereka untuk berpikir dan bernalar tentang bilangan-bilangan dan kuantitas.
Matematika adalah pemahaman tentang angka. Anak-anak harus mampu untuk memahami menggunakan angka dalam keseharian. Pengertian tentang konsep angka berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu yakni saat anak mengeksplorasi, memanipulasi, dan mengatur bahan dan saat mereka berkomunikasi tentang pemikaran matematika mereka dengan orang dewasa dan rekan-rekannya.
Menurut Bob Harjanto (dalam Winary, dkk. 2011:79-82) anak dapat mengukur sejak usia dini jika guru menggunakan ukuran tidak baku, misalnya “sekian sendok” atau beberapa langkah”.Ukuran baku seperti sentimeter atau kilogram tidak diperkenalkan oleh guru disekolah sampai mereka memperoleh banyak pengalaman mengukur dengan satuan informal seperti pensil dan jepit- jepit kertas. Dengan bertambah besarnya anak dan guru dapat menyebut satu- satuan standar bilamana kesempatan itu muncul.
Mengenalkan ukuran disekolah adalah anak-anak belajar segala macam pengukuran. Namun anak bisa mulai mengembangkan kemampuan tentang pengukuran. Hal pertama dan terpenting tentang belajar pengukuran adalah bahwa anak memahami ukuran yang berkaitan dengan dirinya sendiri.Anak perlu tahu berapa tinggi badanya dan anak harus tahu dan paham bahwa tinggi itu berbeda dari volum atau berat. Pembicaraan sehari-hari tidak selalu membedakan berbagai ukuran.Beberapa ukuran, misalnya sentimeter dan meter dapat diamati secara langsung padahal artinya berbeda. Dengan cara seperti itu dapat melibatkan anak dengan pengukuran dirumah merupakan cara yang ideal untuk memastikan agar ia menyadari maksud praktis matematika.
Pembelajaran pengenalan konsep pengukuran bertujuan untuk mengembangkan kognitif anak. Dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2009 dinyatakan bahwa dalam tugas perkembangan anak usia 5-6 tahun terdapat kemampuan kognitif yang harus dikembangkan, meliputi kemampuan pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk, warna, ukuran pola dan konsep bilangan,lambang bilangan dan huruf. Pengenalan matematika permulaan dengan konsep pengukuran tidak hanya bertujuan melatih kognitif anak dengan berhitung, tetapi kegiatan tersebut juga bertujuan agar anak merasa senang serta menemukan pengetahuan itu sendiri dari apa yang telah dipelajarinya.
Mengenalkan konsep pengukuran seperti menimbang benda pada Anak Usia Dini dapat menggunakan benda-benda konkret yang ada disekitar anak seperti gantungan baju dan timbangan manual.Alat dan bahan yang diperlukan untk kegiatan menimbang benda ini antara lain : Gantungan baju,gelas plastik,tali,cangkang kerang,spidol.kertas lingkaran.
Cara membuatnya :
- Lubangi gelas plastik menggunakan benda tajam di kedua sisi gelas plastik
- Pasang tali pada lubang yang telah dibuat lalu simpulkan tali agar tidak lepas
Cara penggunaannya :
- Guru /Orang tua menunjukan gantungan baju dan gelas plastik yang akan digunakan untuk menimbang
- Guru/Orang tua menunjukan cangkang kerang yang akan ditimbang
- Guru /Orang tua menggantungkan gelas plastik di sisi kanan dan kiri gantungan baju
- Guru /Orang tua mengisi gelas plastik yang terdapat disisi kanan dan kiri gantungan baju tersebut dengan cangkang kerang
- Guru memasukkan cangkang kerang dengan jumlah yang berbeda pada gelas plastik yang ada pada gantungan baju tersebut
- Guru menanyakan apa terlihat ?
- Anak mencontoh dan mencoba kegiatan menimbang tersebut.
Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk perkembangan kognitif anak yang mengarah pada tahap matematika permulaan anak mengenal konsep pengukuran.kegiatan ini tidak membebani anak dalam belajar konsep pengukuran yaitu kegiatan menimbang benda.
Semoga bermanfaat.
Penulis Diana Fristiana S.Pd, TK Hasanah, Sei Beduk, Batam – Kepulauan Riau