RadarJateng.com, Pendidikan – Konsep Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaran Pendidikan untuk mengembangkan aspek perkembangan dan pertumbuhan pada anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral, kognitif, fisikmotorik, bahasa, sosial emosional, serta seni. Pendidikan anak usia dini (PAUD) juga dapat dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur formal seperti TK, RA kemudian jalur nonformal seperti Kober dan TPA serta yang terakhir jalur informal yaitu Pendidikan yang diberikan melalui keluarga.
Konsep bilangan di taman kanak-kanak dalam pedoman pembelajaran permainan yaitu: konsep bilangan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti Pendidikan dasar.atau Pendidikan yang diselenggarakan
Dadu adalah sebuah benda yang berbentuk kubus. Pada keenam sisi-sisinya biasanya tertera gambar lubang-lubang yang berbeda jumlahnya.Gambar lubang atau lingkaran satu pada satu sisi, lingkaran atau lubang dua pada satu sisi demikian seterusnya pada sisi-sisi yang lainnya. Sebuah kubus yang homogen memiliki peluang yang sama pada masing-masing sisinya jika terhadapnya dilakukan sebuah lemparan sehingga dikatakan adil.
Penulis menggunakan dadu yang dirancang dengan simbol pada setiap sisi-sisinya sebagai media pembelajaran dalam rangka pengenalan konsep lambang bilangan, melempar dadu kemudian menghitung berapa jumlah sisi dadu yang tampak, lalu mencocokkan dengan jumlah objek yang disediakan. Tujuannya ialah untuk meningkatkan pengetahuan anak akan makna dari setiap lambang bilangan. Manfaat dari permainan dadu adalah dapat menarik perhatian anak karena permainan yang menarik dan menyenangkan, dan juga membuat anak memiliki minat untuk turut serta aktif dalam permainan tersebut.
Mudah bagi anak – anak pada usia keemasannya untuk mengingat dan menghafal sesuatu yang didengar maupun dilihat. Akan tetapi sulit bagi anak untuk memahami maksud dan makna dari sesuatu yang dilihat dan didengar tersebut. Anak – anak belum memiliki pemikiran yang luas dan konkrit. Anak lebih suka berimajinasi, menduga dan memikirkan apa saja yang menurutnya menyenangkan.
Anak – anak akan bosan apabila menjadi pihak pasif yang hanya mendengar ceramah dari gurunya dan melakukan kegiatan yang monoton. Guru harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif, agar anak tertarik dan antusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Anak – anak sangat suka bermain, hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk bermain, maka sebagai guru kita harus menciptakan berbagai macam permainan yang dapat mengundang rasa ingin tahu anak , sehingga tanpa sadar ketika anak bermain ia sudah belajar dengan sendirinya.
Penerapan permainan lempar dadu bertujuan untuk menarik perhatian anak dan memotivasi anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Permainan lempar dadu sebagai media atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam mengenalkan konsep lambang bilangan pada anak . Dengan adanya permainan lempar dadu, anak akan menghitung sendiri berapa titik yang muncul dari lemparan dadu. Secara tidak sadar anak akan berhitung dan pelan-pelan dengan sendirinya mulai memahami makna dari angka yang ia sebutkan.
Permainan lempar dadu juga dapat dikreasikan menjadi berbagai macam permainan yang lebih menarik dan lebih menantang. Oleh sebab itu guru mampu menciptakan permainan yang menarik dan juga menciptakan suasana yang menyenangkan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Penulis: Rizki Rahmatika, S.Pd, TK ISLAM BAKTI 1 Jl. Perbalan Purwogondo 2 No.263 Kelurahan Dadapsari Kecamatan Semarang Utara , Kota Semarang-Jawa Tengah