RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut Kathleen S.Verderber et al. yang dikutip dari Leila Mona Ganiem.M. Komunikasi antar pribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengolah hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna. Dapat di jelaskan sebagai berikut: Pertama, Komunikasi antar pribadi sebagai proses. Proses merupakan rangkaian sistematis perilaku yang bertujuan yang terjadi dari waktu ke waktu atau berulangkali. Kedua, Komunikasi antar pribadi bergantung kepada makna yang diciptakan oleh pihak yang terlibat. Ketiga, melalui komunikasi kita menciptakan dan mengelola hubungan kita tanpa komunikasi hubungan tidak akan terjadi secara efektif.
Komunikasi akan berjalan jika disampaikan dengan baik dan diterima dengan baik pula. Seringkali di kelas siswa sudah tidak fokus belajar khususnya pada saat jam siang.Hal ini disebabkan oleh kemampuan konsentrasi anak usia SD (6-12 tahun) yang hanya sekitar 30-45 menit saja.
Sahabat pendidik dapat mengatasi kebosanan siswa dengan memberikan ice breaking. Salah satu ice breaking yang simple dan ampuh mengatasi kebosanan siswa adalah dengan melakukan permainan holistic yaitu “tunjuk yang saya sebut !”.
Permainan ini diawali dengan guru yang meminta siswa untuk berdiri lalu menirukan gerakan tangan memutar di depan dada yang dilakukan oleh guru. Kemudian guru meminta siswa menunjuk bagian wajahnya yang disebutkan oleh guru. Mula-mula guru menyebutkan bagian wajah dengan gerakan yang benar. Contohnya guru menyebutkan hidung maka yang ditunjuk adalah hidung. Otomatis siswa akan mengikuti gerakan guru. Setelah siswa fokus lanjutkan dengan gerakan pengecoh yang memanacing konsentrasi siswa. Contohnya ketika guru menyebutkan “pegang hidung” guru sambil melakukan gerakan memegang bagian wajah selain hidung. Dari situ akan muncul berbagai macam gerakan siswa, ada yang benar memegang hidung ada pula yang memegang bagian wajah yang disentuh guru.
Kegiatan ice breaking ini sangat simple dan ampuh mengatasi kebosanan siswa, siswa akan mentertawakan temannya yang salah melakukan gerakan, dan siswa yang berhasil akan merasa senang karena berhasil tidak terkecoh.
Sebagai pendidik kita dituntut untuk selalu inovatif dalam melakukan pembelajaran,pendidik juga merangkap sebagai “psikolog” yang harus tau kapan siswanya merasa bosan dan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
Tujuan dari penggunaan ice breaking ini adalah mengatasi kebosanan siswa dalam belajar khususnya ketika jam siang.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Dianah, S.Pd. SD Negeri 03 Danasari, Danasari Kec/Kab. Pemalang – Jateng