RadarJateng.com, Pendidikan – Dalam setiap keluarga pastinya memiliki aturan dan kebiasaan yang berbeda-beda Pendidikan dan latar belakang orang tua tersebut sangat berpengar, terutama dalam menangani pola asuh anak dimana orang tua biasanya mendidik anak sesuai dengan pengalaman yang pernah dialaminya dahulu di waktu kecil, baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan, sehingga dengan pengalaman tersebut orang akan menerapkan aturan yang menurut dirinya tepat dimana orang tua merasa benar dan tidak memikirkan dampak dari pola asuh tersebut dimana dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang sang anak.
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh, Pola asuh menurut Kamus Bahasa Indonesia yaitu pola berarti corak atau model, system, cara kerja, bentuk stuktur tepat yang tepat, sedangkan Asuh berarti menjaga, merawat, mendidik, membimbing dll. Pola asuh menurut Pandangan Tafsir dalam Djamarah, 2014 upaya orang tua yang konsisten dan persisten dalam menjaga dan membimbing anak dari sejak lahir hingga dewasa.
Dalam hal ini pola asuh yang paling tepat dimana orang tua dan anak memiliki hak dan kewajiban Bersama dalam satu keluarga sehingga satu sama lain merasa dihargai dan di perhatikan tanpa adanya paksaan dimana saling menyadari dan menghargai satu dengan yang lainya, yaitu dengan menggunakan pola asuh demokratis
Indikator pola asuh demokratis yaitu sebagai berikut
- Saling menghargai tanpa membeda-bedakan antar anggota keluarga
- Etika dan tata krama dikenalkan dan diterapkan dirumah sesuai dengan adab
- Terbuka dan menerima kritik saran sesama anggota keluarga,
- Bermusyawarah dan diskusi dalam mengambil keputusan
- Kebebasan berekspresi diberikan kepada anak dengan tetap berada dibawah pengawasan orang tua
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh dalam mencetak diri anak dan karakter anak dimana kelak akan hidup secara utuh dan mandiri dalam melangsungkan kehidupanya terutama dalam bersosial dimasyarakat apa bila dengan ditanamkan pola asuh demokratis anak akan mampu menghargai orang lain dan mampu berperilaku yang baik tanpa harus disuruh atau dipaksa dengan sendirinya menjadi anak yang peduli dengan lingkungan sekitarnya dan berpengaruh terhadap perkembangan anak Pola asuh orang tua yang baik dengan mengekspresikan kasih sayang (memeluk, mencium, dan memberikan pujian) melatih emosi dan melakukan pengontrolan pada anak berakibat anak merasa diperhatikan dan lebih percaya diri , berbanding terbalik apabila dalam suatu keluarga tidak menggunakan pola asuh demokratis maka ada ketimpangan hak dan kewajiban anggota keluarga.
Contoh pola asuh yang tidak tepat dalam keluarga :
- Pola asuh orang tua yang cenderung otoriter
Akibat dari pola asuh tersebut anak tidak memiliki rasa percaya diri dalam segala hal sehingga anak merasa tidak berguna dilingkungannya
- Pola asuh permissive
- orang tua santai tidak menerapkan aturan dirumah
- memberikan kebebasan pada anak agar tumbuh tanggung jawab dengan sendirinya
- tidak dikenalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
- anak mengatur sendiri tanpa campur tangan orang tua
- tidak hormat kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa
Akibat dari pola asuh tersebut anak anak akan buruk atau menurun dalam dalm prestrasi akademik, anak lebih agresif, lebih rentan terhadap kenakalan penyalahgunaan zat dan Alkohol, selain itu tidak mampu mengatur diri sendiri dan bersosial dengan lingkungan pun buruk.
Penulis : Rumiyati, S.Pd, TK DARUL MUQOMAH, Desa Majalaya Kec. Majalaya Kab. Bandung