RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd pada buku Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (2016:183) bahwa pengembangan kegiatan belajar yang bernuansakan kecerdasan jamak akan menjadi lebih indah dan harmonis apabila guru memiliki motivasi dan kreatifitas dalam memadukan pembelajarannya dengan cara yang ditawarkan oleh Quantum Teaching, yaitu:
“Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita,
Dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka,
Sehingga akan Menjadi Dunia Kita Bersama”
Pada kegiatan kolase daun kering, guru bisa mengembangkan kecerdasan logika-matematika yaitu anak mampu mengelompokkan daun-daun kering berdasrkan bentuk, warna dan ukuran. Mengembangkan kecerdasan visual spasial yaitu anak membuat prakarya. Kerajinan tangan menuntut kemampuan anak memanipulasi bahan. Kreatifitas dan imajinasi anakpun terlatih karenanya. Namun yang paling menonjol adalah mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak usia dini, sehingga anak-anak mampu mengenali dan mengategotrikan spesies, baik flora maupun fauna di lingkungan sekitar. Praktik kolase daun kering bisa mendorong kemampuan siswa untuk mengolah dan memanfaatkan tanaman sebagai dekorasi.
Berada di desa tentu alam banyak memberikan inspirasi untuk menghadirkan media dan sumber belajar di kelas. Desa yang sebagian besar wilayahnya merupakan zona hijau yang banyak ditumbuhi berbagai jenis tanaman. Sesuai yang kita ketahui, di mana terdapat banyak jenis tumbuhan maka di situ juga terdapat banyak daun-daun kering yang berguguran. Namun pemanfaatan daun kering di daerah tersebut masih belum maksimal, pada akhirnya daun kering hanya dianggap sebagai sampah yang mengotori halaman rumah dan sekolah.
Daun-daun kering yang biasa diabaikan oleh penduduk kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu kolase. Untuk itu materi yang diajarkan dalam kegiatan ini adalah berkarya kolase. Dalam kegiatan berkarya kolase terdapat beberapa aspek yang yang harus dipahami dan dikuasai siswa antara lain pengetahuan terhadap media dan tahapan proses berkarya kolase. Kolase menurut Mayesky memiliki beberapa manfaat yaitu:
- Mengembangkan kemampuan motorik halus
- Mengembangkan kemampuan koordinasi tangan dan mata
- Mengembangkan kreativitas
- Mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang konsep-konsep desain
Metode yang digunakan dalam kegiatan pemanfaatan daun kering sebagai media berkarya kolase adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode penugasan. Adapun media pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan berkarya kolase daun kering yaitu contoh karya/ media besarnya, Sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan pemanfaatan daun kering sebagai media berkarya kolase yakni daun-daun kering yang terdapat di alam sekitar.
Bahan yang diperlukan:
- Beberapa kantong daun warna-warni
- Kantong plastik
- Spidol permanen
- Karton sebagai alas berkarya kolase
- Lem
- Daun jambu, daun nangka, daun rambutan, daun cengkeh, daun belimbing
Yang harus di lakukan:
- Minta anak-anak mengumpulkan beberapa kantong daun dalam berbagai bentuk dan warna yang telah rontok di halaman sekolah ataupun di halaman rumah
- Letakkan daun-daun yang terkumpul pada kantong plastik dan menuliskan nama masing-masing anak
- Diskusikan daun-daun yang berbeda tersebut dan dorong anak untuk mengelompokkannya berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna
- Guru membuat pola terlebih dahulu, contohnya bentuk vas dan berbagai bentuk bunga
- Ajak anak untuk merekatkan daun mereka pada karton untuk membuat kolase
- Selanjutnya guru meminta anak-anak untuk mengumpulkan karya yang telah dibuat di depan kelas
Melalui kegiatan kolase daun, anak-anak diharapkan mampu mengeksplorasi daun kering sebagai media berkarya dan mampu memahami pembuatan, penggunaan alat dan bahan, serta proses berkarya untuk mengoptimalkan motorik halusnya.
Penulis : Siti Munawaroh,S.Pd, TK DHARMA WANITA WONOREJO II PUNCU, Desa Wonorejo Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri – Jatim