RadarJateng.com, Pendidikan – Mengacu pada pendekatan Developmentally Appropriate Practice (DAP), Pendidikan anak usia dini yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak, agar kelak menjadi manusia Indonesia seutuhnya melalui kegiatan pembelajaran yag menyenangkan, mendidik dan demokratis yang sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak.
Tujuan pengembangan keterampilan motorik halus menurut Sumantri (2009: 9) yaitu :
- Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.
- Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungn dengan gerak jari-jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda.
- Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia (4-6 tahun) adalah anak dapat menunjukan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis.
motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil, koordinasi mata dan tangan. Syaraf motorik halus ini dapat dilatih, dikembangkan melalui kegiatan, dan rangsangan yang kontinyu secara rutin. seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukkan benda kedalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas, dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting, peneliti menggunakan bahan bekas dari kotak makan atau kotak susu, karena dengan menggunakan bahan bekas dapat mengenalkan pada anak bahwa bahan bekas dapat diolah menjadi bahan baru dan dimanfaatkan sebagai alat permainan seperti topi, kapal, dan sebagainya. Selain itu juga melatih anak untuk mengenal bahan ramah lingkungan, mengurangi sampah atau pencemaran, dan mendidik anak untuk hidup hemat. Melalui kegiatan menggunting dengan menggunakan bahan bekas diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan di dalam kegiatan belajar mengajar yang ada di kelompok B di TK IT Sekargading.
Kegiatan merupakan perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan–kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Gunting berguna untuk melatih anak agar mampu menggunakan alat, dan melatih keterampilan memotong objek gambar. Hal ini membantu perkembangan motorik, latihan keterampilan, sikap, dan apresiatif bagi anak. Keterampilan yang akan didapat oleh anak antara lain; keterampilan mengoperasikan alat gunting untuk memotong kertas, keterampilan memotong di tempat yang benar, kecermatan mana yang harus dipotong dan mana yang tidak boleh dipotong, dan ketahanan mengerjakan memotong dengan waktu yang relatif lama bagi anak.
Jayadianti (2011: 6) barang atau bahan yang sudah tidak terpakai lagi.Bahan-bahan bekas dapat berupa botol atau gelas minum bekas, kain perca, koran bekas, kalender, kotak makan atau kotak susu dan sebagainya. Semua bahan bekas tersebut jika dimanfaatkan secara optimal akan memacu motorik halus anak dengan cara membentuknya menjadi sesuatu yang baru dan menyenangkan sesuai dengan keinginan dan kemampuan anak. Misalnya anak dapat membuat topi atau kapal dari kotak makan atau kotak susu bekas.
Dengan demikian melalui pemanfaatan bahan bekas melalui kegiatan menggunting dapat merangsang perkembangan motorik halus anak di Taman kanak-kanak dan mendorong perkembangan potensi yang didapat. Memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk melibatkan diri kedalam kegiatan-kegiatan kreatif sehingga dapat menghasilkan sesuatu.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahan bekas adalah limbah-limbah yang sudah dibuang dan tidak berguna lagi, namun jika diolah dan dimanfaatkan dengan kreatif akan menjadi barang baru yang kegunaanya tidak sama lagi.
Penulis : Karimatul Sya’dah, S.Pd TK IT Sekargading, Gunungpati – Semarang – Jateng.