Permainan Dakon Dapat Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Di Tk Pgri 03 Kemijen Semarang.

Murid TK PGRI 03 KEMIJEN SEMARANG TIMUR - Jateng, Sedang Bermain Dakon.

RadarJateng.com, Pendidikan Kognitif merupakan kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai serta mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan pada ide – ide dan belajar ( Uswatun 2018)

Istilah kognisi (cognition) dimaknai dengan strategi untuk mengorganisir lingkungan dan strategi untuk mereduksi kompleksitas dunia. Kognisi juga dimaknai sebagai cara bagaimana manusia menggambarkan pengalaman mereka. Perkembangan kognitif adalah suatu proses dimana individu dapat meningkatkan sebuah kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya. Kemudian kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk mulai berfikir lebih kompleks serta kemampuan untuk melakukan penalaran dan pemecahan masalah ( Novi, 2018).

Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berfikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2016) bahwa kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide – ide belajar.

Read More
Bermain Dakon Bersama Teman Sangat Menyenangkan.

Guna mengoptimalkan kemmapuan kognitif, setidaknya ada empat kemampuan dasar yang perlu dirangsang pada anak pra sekolah menurut Piaget dalam (Yuliani, 2009), ialah : (1) Kemampuan transformasi : yaitu perubahan bentuk dapat dikenalkan pada anak pra sekolah lewat eksperimen sederhana, (2) Kemampuan reversibility yaitu cara berfikir alternative atau bolak – balik (3) Kemampuan klasifikasi yaitu : anak diajak melakukan klasifikasi Berdasarkan jenis, bentuk, warna, ukuran dan lain – lain. Kemampuan klasifikasi meliputi : klaifikasi tunggal, klasifkasi ganda dan klasifikasi jamak. (4) Kemampuan hubungan asimetris yaitu hubungan antara variable, yakni suatu variable mempengaruhi variable lain, namun sifatnya tidak timbal balik.

Permainan tradisional menurut Iswinarti (2017) merupakan suatu permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai – nilai kearifan local. Sejalan dengan penyataan tersebut, Marzoan & Hamidi (2017) menyimpulkan bahwa “ permainan tradisional adalah kegiatan yang dilakukan dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasar tradisi turun – temurun.” Bermain adalah sebagai rekreasi , sesuatu yang dilakukan untuk kesenangan pelepas lelah, serta selalu dianggap hal yang remeh. Tetapi bagi anakanak, permainan merupakan cara untuk mencoba serta menemukan dunia di sekitar mereka. Kemudian anakanak bermain dengan mainan mereka yang dibelikan oleh orang tuanya, bisa juga dengan pakaian mereka, tangan mereka, suara ayam, atau burung dan masih banyak lagi. ( Novi, 2018).

Alat permainan tradisional sebagai seperangkat alat bermain yang mengandung unsur pendidikan yang didesain secara manual, dengan memanfaatkan bahan sederhana yang ada dilingkungan sekitar, serta memiliki tujuan untuk melatih keterampilan anak, yang bersifat kognisi, social emosional, fisik motoric serta Bahasa.  Persamaan dan perbedaan permainan tradisional dengan olahraga yaitu perbedaan yang mendasar bahwa pada permainan tradisional aturan yang lebih fleksibel atau bisa berubah dengan kebutuhan zaman, sedangkan dengan olahraga meskipun aturan bisa berubah tetapi membutuhkan kesepakatan yang luas dalam penerapannya. (Iswinarti, 2017).

Murid TK PGRI 03 KEMIJEN SEMARANG TIMUR – Jateng

Dakon merupakan permainan tradisional yang menggunakan bidang panjang dengan ukuran cekung pada masing – masing sisi dan dua cekungan yang lebih besar dibagian ujung kiri dan ujung kanan yang disebut sebagai lumbung (Uswatun, 2019). Permainan tradisional dakon mampu mengajarkan disiplin dan sportivitas dengan cara mengisi masing – masing lubang dengan biji – bijian. Permainan dakon juga membutuhkan kescerdasan berhitung, permainan ini juga dapat melatih kesabaran anak dalam menunggu giliran dan melatih ketelitian anak dalam memasukkan biji satu persatu hingga habis. (Daih, 2016).

Dalam bermain dakon dapat melatih kecerdasan kognitif meliputi keterampilan membilang, keterampilan berhitung, dan menjumlah, mengasah analisa, mengingat, melatih anak memecahkan masalah, dan permainan dakon ini dapat melatih anak untuk dapat mengatur strategi.

Penulis : YAYUK SUTANTI, S.Pd, TK PGRI 03 KEMIJEN SEMARANG TIMUR – Jateng

Related posts