RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang harus memperoleh suatu peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan fisik,kecerdasan, sosial emosional ,dan bahasa, dengan tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini sangat penting karena merupakan tonggak utama bagi pendidikan selanjutnya. Seperti yang tercantum dalam Kemedikbud No 137 upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya (Sungkowati, 2013:53) Oleh karena itu pendidikan untuk menstimulus aspek perkembangan anak salah satunya yaitu aspek perkembangan bahasa.
Berdasarkan kenyataan yang ada aspek perkembangan bahasa pada anak usia dini telah ditentukan di TK Kuncup Kusuma III yaitu kurangnya kemampuan mengenal huruf. Dari data awal yang diambil melalui penilaian perkembangan aspek bahasa serta berdasarkan hasil observasi pada 12 anak diketahui bahwa 25% atau 3 anak yang memenuhi kriteria baik, 50% atau 6 anak yang memenuhi kriteria cukup, dan 25% atau 3 anak yang memenuhi kriteria kurang. Menunjukan bahwa hal tersebut menyatakan dalam pembelajaran mengenal huruf guru hanya monoton dalam buku LKS saja dan guru jarang menggunakan media pembelajaran yang asyik sehingga mengakibatkan anak bosan serta anak masih kesusahan menyebutkan, mencocokan serta mengenal symbol huruf.
Lenneberg dalam buku (Usman,2015 :9) Menyebutkan bahasa adalah pengetahuan awal yang diperoleh secara biologis. Biologis adalah lingkungan sekitar, jadi pengetahuan bahasa anak diperoleh dari lingkungan sekitar yang dekat dengan anak. Sedangkan Menurut (Harun Rasyid , 2009: 134) dalam jurnal lainnya (Sungkowati, 2013:53) Oleh karena itu pendidikan untuk menstimulus aspek perkembangan anak salah satunya yaitu aspek perkembangan bahasa. Berdasarkan kenyataan yang ada (Suprihatin, 2019 :5) menyebutkan bahwa dalam kemampuan bahasa anak usia 4-5 tahun dapat membedakan, mengenal, melaksanakan tiga perintah,menyebutkan dan lain sebagainya yang terdiri dari 6 sampai 10 kata.
Aspek perkembangan Bahasa pada anak usia dini telah ditentukan indikatornya melalui (STPPA) yang tercantum dalam (Kemendikbud, 2014) no 137 sesuai dengan tingkat usia. STTPA Pada Aspek perkembangan bahasa anak pada usia 4-5 tahun dalam pengenalan keaksaraan meliputi :mengenal simbol-simbol, mengenal, suara-suara hewan/benda yang ada di sekitarnya,membuat coretan yang bermakna,meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf A-Z. Dalam perkembangan bahasa anak dibutuhkan peran orang tua dan lingkungan disekitarnya. Menurut (Salwiah &Asmuddin, 2019 :2) Pengembangan artikulasi bahasa anak usia dini wajib dikawal oleh orang tua dan lingkungannya terutama anak usia 4-5tahun. Untuk itu dalam perkembangan bahasa untuk mengenalkan huruf harus menggunakan permainan yang menarik perhatian anak sangat dibutuhkan suatu permainan melalui permainan anak akan memperoleh pengetahuan banyak. Menurut (Ananda & Fadhilaturrahmi,2018) dalam jurnal (Sary,2018: 2) menyebutkan bahwa permainan dapat dipadukan dari beberapa permainan yang disebut dengan permainan kolaboratif. Maksud dari teori diatas adalah permainan kolaboratif merupakan suatu metode guru untuk memberikan kepada anak secara berkelompok.
Kemampuan mengenal huruf menurut Menurut (Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik, 2008:330-331) dalam jurnal (Masna, 2016 :2) adalah kesanggupan melakukan sesuatu dengan mengenali tanda dan ciri dari tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Jadi kemampuan mengenal huruf anak usia dini adalah kemampuan mengenal tanda atau simbol,ciri, dari aksara dalam melakukan tata tulis. Selain itu menurut team dafa publishing dalam jurnal (Karoma ,2019:1) ada beberapa langkah yang tepat dalam mengajari anak mengenal huruf yaitu: (1) memperkenalkan macam bentuk garis, (2) menunjuk berbagai macam bentuk geometri , (3) menyebutkan bunyi huruf dengan menarik, (4) menyebutkan nama huruf abjab , (5) Menujuk nama huruf abjad , (6) Mengurutkan huruf abjad , (7) Mengenal konsep huruf vokal. Maksud dari teori tersebut dalam mengajarkan anak untuk mengenal huruf ada beberapa langkah seperti,mengenalkan terlebih dahulu bentuk garis, menunjuk, menyebutkan,dan mengurutkan.
Lebih lanjut (Rislina dan Kan serta menciptakan situasi yang menyenangkan ,2015 :158) dalam jurnal (Triana dkk,2020:4) menyebutkan sehingga dapat bahwa kemampuan mengenal huruf merupakan kegiatan kognitif yang distimulus melalui pendengaran dan penglihatan.Teori tersebut menjelaskan bahwa kemampuan mengenal huruf berkaitan dengan kognitif dan distimulus melalui pendengaran dan penglihatan. Kemampuan mengenal huruf merupakan kemampuan yang terlihat sederhana,tetapi kemampuan harus dikuasai oleh anak, karena pengenalan terhadap huruf termasuk modal awal memiliki keterampilan membaca (Tiningsih, Emi, 2020: 8).Oleh karena itu untuk mengenalkan huruf kepada anak usia dini harus dilakukan dengan cara belajar sambal bermain. Untuk Menyampaikan materi pengenalan huruf pada anak harus memiliki sifat kebermaknaan agar anak tidak merasa bosan dan terpaksa (Triana merangsang dalam perkembangan bahasa anak. Lebih lanjut menurut (Adijah dkk, 2019:2) Menyebutkan kegiatan belajar sambil bermain mengandung arti bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus menyenangkan,gembira, aktif dan demokratis. Oleh
karena itu konsep yang diberikan guru kepada anak harus dengan cara belajar sambil bermain karena anak akan merasakan kebebasan, sesuai kemauan dan kecepatannya sendiri. salah satu
permainan untuk mengenal huruf yaitu media permainan kotak huruf, Media permainan kotak huruf menurut (rahayuningsih dkk 2014) dalam jurnal ,(Sumiati & Komala 2020:592) dijelaskan bahwa kotak huruf merupakan suatu kotak kecil yang di dalamnya terdapat alat digunakan untuk belajar. Kotak huruf merupakan suatu et al., 2020 :4) Sejalan dalam hal tersebut menurut teori ki Hajar Dewantara dalam buku (Sujiono,2013 :140) menyebutkan bahwa melalui konsep belajar sambal bermain dapat melalukan minatnya sendiri tanpa dipengaruhi dari luar serta dapat mengembangkan pengetahuanya melalui permainan yang mereka lakukan kotak yang berisi dengan huruf abjab dan dituliskan dengan potongan kardus,media kotak huruf sama seperti media kartu huruf seperti yang dijelaskan oleh (Azhar Arsyad ,2005: 119) dalam Trisniwati (2014) dalam jurnal (Astuti, 2018 :3) mengungkapkan bahwa kartu huruf adalah kartu abjad yang berisi gambar, huruf, tanda simbol, yang meningkatkan atau menuntun anak yang berhubungan dengan simbol-simbol tersebut. Namun demikian kata kartu yang di maksud di sini adalah bentuk kotak yang dibuat sendiri dengan yang terbuat dari kardus. Cara membuat dan cara bermainnya yaitu kardus bekas yang ditempel dengan sponsati warna warni, lalu untuk membuat hurufnya menggunakan menggunakan kardus yang di gunting kecil-kecil dengan bentuk segi empat, setelah itu dituliskan huruf-huruf dan ditambahkan tusuk sate untuk menempelkan huruf yang sudah dipotong tadi. Cara bermainya yaitu dengan cara memasukan tusuk sate yang sudah diberi huruf yang sama dalam box, kemudian dimasukan ke dalam bolong yang ada dibox tersebut.
Kegiatan permainan media kotak huruf sudah di buktikan dari berbagai penelitian di antaranya (Sumaliwati,dkk., 2015) dan (Sumiati & Komala,2020). Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa,peneliti akan melibatkan peserta didik untuk bermain kotak huruf yang sudah dirancang dengan baik untuk memberi pemahaman terkait huruf kepada anak dengan melalui media kotak huruf tersebut, sehingga mampu menumbuhkan pemahaman tentang huruf yang bermakna dalam situasi yang menyenangkan dan menciptakan suasana belajar dengan kegiatan permainan yang sesuai dengan karakteristik anak yang senang bermain.
Penulis : Sri Wahyuningsih, S.Pd, TK Kuncup Kusuma III, Kembangan, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta