Memahami Makna Puisi Dengan Teknik Parafrase.

Guru & Murid SMP AN-NUR TEMINABUAN Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat sedang Belajar Memahami Makna Puisi.

RadarJateng.com, Pendidikan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah salah satu kelompok mata pelajaran dalam kategori ilmu pengetahuan pada KTSP. Bahasa dan Sastra Indonesia diajarkan di sekolah secara berkesinambungan, baik pada jenjang pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Materi pembelajaran sastra yang diajarkan pada jenjang pendidikan menengah yaitu puisi, prosa, dan drama. Ketiga materi tersebut melibatkan dua kemampuan yaitu kemampuan reseptif (mendengarkan dan membaca) dan kemampuan produktif (berbicara dan menulis).

Pembelajaran sastra dalam jenjang pendidikan formal dianggap belum memenuhi target capaian sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh kompetensi dasar guru dan buku atau bahan bacaan sastra yang tidak memadai. Materi sastra yang diperoleh guru selama mengikuti pendidikan di jenjang perguruan tinggi lebih bersifat teoretis, sedangkan yang dibutuhkan di sekolah lebih bersifat praktis. Selain itu, buku atau bahan bacaan menjadi penunjang pembelajaran sastra di sekolah juga sangat terbatas sehingga minat baca siswa sangat rendah. Padahal, salah satu cara untuk memperoleh ide dan gagasan dalam menulis kreatif yaitu membaca.

Aspek kognitif lebih dominan dibandingkan aspek psikomotorik dan afektif dalam pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra yang diberikan kepada siswa di kelas lebih ditekankan pada teori dan telah terjadi dominasi guru dalam proses pembelajaran sehingga siswa mengalami kejenuhan. Sebagaimana yang dikemukakan Suyatno (2004:10) bahwa gambaran pembelajaran sastra yang terjadi di kelas yaitu: guru lebih menekankan teori dan pengetahuan sastra daripada keterampilan sastra; bahan pelajaran tidak relevan untuk kebutuhan siswa untuk berkomunikasi; evaluasi sastra banyak menekankan aspek kognitif; dan proses belajar mengajar lebih didominasi oleh guru daripada berpusat pada siswa.

Read More

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia semakin berat jika dihadapkan pada asumsi bahwa sastra bukanlah kebutuhan yang mendesak dalam masyarakat Indonesia (Wiyatmi, 2008: 2). Dampak yang timbul dari asumsi itu yaitu minat siswa mengikuti pelajaran sastra menurun. Padahal pembelajaran sastra dapat membentuk karakter siswa menjadi insane berkualitas, mandiri, dan beguna bagi  masyarakat, bangsa, dan negara. Pembelajaran sastra yang tepat sasaran dapat menghasilkan siswa didik yang peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Guru & Murid SMP AN-NUR TEMINABUAN Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat

Pembinaan dan pengembangan pengajaran sastra Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran sastra diharapkan mampu menjembatani kalangan siswa atau individu yang memiliki ketertarikan terhadap karya sastra serta mampu menjadi sarana dan prasarana yang efektif dan efisien dalam membina murid dengan tujuan (1) memiliki kecakapan memahami, menghayati karya sastra Indonesia, (2) memiliki kepekaan emosional, imajinasi dan estetis yang diwujudkan dalam karya sastra, (3) memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memahami isi karya sastra dalam hal ini puisi, dan (4) berusaha memperhatikan dan mengembangkan serta memelihara rasa bangga terhadap warisan sastra Indonesia sebagai salah satu karya kreatif budaya nasional (Dudiasa, 2011.2)

Manfaat karya sastra, khususnya puisi sebagai salah satu karya seni yang dapat memberikan nuansa yang indah dan santai, membangkitkan daya kreasi dan membenkan keindahan estetis yang digambarkan melalui penciptanya dengan segala unsur budaya, Di samping itu, sastra merupakan sarang untuk memanusiakan diri dan lingkungan guna melahirkan kreatifitas dan percaya diri dalam membentuk kepribadian (Suyitno, 1985:1).

Di samping karya sastra mengandung suatu yang amat berguna bagi manusia, dapat juga memberikan kesantaian dan memberikan keindahan estetis. Semua karya sastra pada umumnya dan puisi pada khususnya memiliki struktur di dalam karya sastra. Sastra adalah suatu peristiwa seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya, diciptakan pengarang sebagai kegiatan estetis dan dipersembahkan kepada masyarakat untuk dinikmati, karena isinya mengungkapkan kehidupan yang menyeluruuh secara lahir dan batin (Aftarudin,1984:23).

Sastra telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang memanfaatkannya sebagai pengalaman hidupnya atau dari aspek penciptanya. Dalam karya sastra dituliskan keadaan dan kehidupan suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan serta nilai yang dimanfaatkan pencipta lewat tokoh-tokoh serta cara pengarangnya melukiskan karangannya dalam karya itu tidak sama, ada yang berkelompok-kelompok dengan bahasa yang jelas, tetapi ada yang terdiri atas lirik yang sambung -menyambung. Telah kita ketahui bersama bahwa salah satu dari karya sastra Indonesia adalah puisi.

Salah Satu Murid SMP AN-NUR TEMINABUAN Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat sedang Membaca Puisi.

Pursi merupakan kreasi indah. Tiap-tiap penyair mempunyai cara tersendiri dalam menuangkan ide-idenya kedalam sebuah puisi, sehingga dapat melahirkan kehidupan dengan jelas bagi pembaca yang menikmatinya. Pendapat lain megatakan, bahwa puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalis yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala kepribadiannya, perasaan, kemauannya dan lain-lain (Jassin, 1977:54).

Banyak nilai tersimpan dalam puisi dan hanya dapat dipahami oleh pembaca yang bersungguh-sungguh menghayati dan mencermati sastra. Untuk dapat mrnikmati dan dan memahamia isi sebuah puisi yang akan dibaca bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah karena pembicara harus dapat memahami bahan yang digunakan penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat, melainkan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna.

Biasanya pembaca dalam menikmati puisi cenderung hanya mencari arti yang terkandung di dalamnya. Hal ini karena keterkaitan erat dengan sifat yang ada dalam puisi, yang antara lain makna ganda (ambiguity), mengekspresikan sesuatu secara tidak langsung banyak menggunakan kata kias. Berangkat dari kenyataan, bahwa memahami puisi (juga jenis karya sastra yang lain) tidak selalu mudah maka pertu dipelajari metode yang dapat membantu untuk memahami karya sastra, khususnya puisi.

Bahasa Indonesia merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas bahkan perguruan tingggi. Hal yang penting yang harus diperhatikan adalah cara seorang guru merancang suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat secara aktif mengkomunikasikan gagasan-gagasan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, kenyataannya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di sekolah selama ini lebih menekankan belajar membaca puisi yang mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya bersifat hafalan.

Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf, dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan menggunakan teknik paraphrase  dan lebih mempertajam daya pikir kreatifitas siswa itu sendiri (Antara,1985:11)

Untuk meningkatkan pemahaman terhadap puisi pada siswa dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrasa ini dilakukan dengan cara mengubah suatu puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya, menggunakan kata-kata yang lugas sebagai pengganti. kata-kata yang bermakna penanda pertalian (Antara, 1985:1 1).

Penulis : Ferawati, S.Pd SMP AN-NUR TEMINABUAN Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat.

Related posts