Radarjateng.com,BOYOLALI – Raut wajah Nur Haryanti, Ida, dan Sari Widadyo tampak bahagia. Penantian mereka setelah berdiri dua jam lebih di bawah terik matahari, dibayar lunas setelah bertemu Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Ganjar Pranowo.
Momen itu berlangsung dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi di Desa Giriroto, Boyolali, Kamis (11/8/2022). Presiden meninjau pengembangan kelapa genjah, sekaligus melakukan penanaman kelapa genjah dan tanaman sela, bersama para petani setempat.
Sekitar pukul 09.20 WIB rombongan Kepala Negara tiba di lokasi. Jokowi tak langsung ke titik acara, namun terlebih dulu menyapa warga Desa Giriroto. Praktis suasana menjadi riuh, karena warga berebut ingin menyapa langsung presiden.
Tak jauh dari Presiden Jokowi, tampak Gubernur Ganjar Pranowo juga menyalami satu per satu warga yang menyapanya. Ganjar mendampingi Jokowi yang bagi-bagi kaos ke warga setempat.
Saat acara berlangsung, belasan petani telah berdiri di lahan yang telah disiapkan. Di depan mereka terdapat bantuan presiden dan bibit kelapa genjah yang sudah ditanam. Saat presiden berdialog dengan petani, Ganjar meladeni para petani yang meminta foto dengannya.
“Tadi pak Ganjar tanya, ini siapa yang tanam. Saya bilang ya saya pak, ini bibit kelapa,” ujar Ida mempraktikkan obrolannya dengan Ganjar.
Ida mengatakan, ada seribu bibit kelapa genjah yang ditanam pada acara tersebut. Dia senang dikunjungi dan berdialog dengan Jokowi serta Ganjar.
“Ini bibit kelapa ada seribu, seneng dapet bantuan. Semoga maju dalam ekonominya,” kata Ida.
Hal yang sama juga dirasakan Sari Widadyo. Perasaan senang dan bahagia bertemu Presiden Jokowi dan Gubernur Ganjar Pranowo, makin bertambah dengan adanya bantuan bibit yang diberikan.
“Perasaanne nggih remen banget, dikunjungi mawon pun seneng, lebih-lebih ada bantuan kaya gini ya tambah senang warga sekitar sini,” katanya.
Petani berusia 56 tahun itu juga mendapat pesan dari Ganjar terkait bantuan yang diberikan Presiden Jokowi. Widadyo mengatakan, Ganjar berpesan agar nantinya petani bisa memanfaatkan hasil tanaman.
“Ya niku masalah penghasilan penanaman ini, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan oleh warga sekitarnya, dan hasilnya bisa menambah perekonomian dan kemajuan di kampung sini,” katanya.
Petani lainnya, Nur Haryanti pun gembira. Momen ini telah lama dinantikannya. Bisa bertemu dan menyapa langsung Presiden Jokowi serta Gubernur Ganjar Pranowo.
“Rasanya seneng banget sama terharu, didatangi orang nomor satu di Indonesia dan orang nomor satu di Jawa Tengah. Bisa bersalaman langsung, ya Allah, sungguh bahagia sekali,” ujarnya.
Nur terus mengungkapkan perasaannya bertemu Jokowi dan Ganjar. Sampai acara selesai, Nur merasa tak percaya dan gemetaran karena bisa berfoto bersama Ganjar.
“Deg degan, bahagia, Pak Ganjar lucu banget, humoris dan merakyat banget,” tuturnya.
Nur mengatakan, bantuan bibit yang diberikan jumlahnya ribuan dan berbagai jenis. Mulai dari kelapa genjah, jagung, cabai, tomat hingga tanaman sayur-sayuran.
“Semoga petani sini bisa memanfaatkan apa yang dikasih sama pemerintah, dan tambah makmur sejahtera dengan dibantu seperti ini,” kata perempuan berusia 37 tahun itu.
Ketahanan Pangan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas bantuan bibit yang diberikan. Ganjar berharap, bantuan bibit yang diberikan akan membantu pengembangan industri yang sudah ada, salah satunya gula semut.
“Kita harapkan ini menjadi bagian baru untuk mengembangkan industri yang ada di sini, dan dukungan Pak Bupatinya bagus, nanti lansekapnya jadi indah. Di sana ada waduk nah ini dua tahun sudah berbuah lho,” ujar Ganjar.
Presiden Jokowi mengatakan ada 46 ribu bibit kelapa genjah yang dibagikan dan ditanam di Kabupaten Boyolali. Selain itu, bantuan bibit juga diberikan di Karanganyar sebanyak 44 ribu bibit, dan 110 ribu bibit di Sukoharjo.
“Ini baru dimulai dari sini, nanti di provinsi-provinsi yang memang kelapa bisa baik, akan kita tanami. Targetnya kurang lebih 1 juta kelapa genjah. Tapi tidak kelapa saja. Tadi ada jagung dan bibit cabai juga,” kata Jokowi.
Cara ini, imbuhnya, diharapkan menjadi solusi ketahanan pangan di Indonesia. Sebab saat ini, terjadi krisis pangan dan sudah 300 juta orang di dunia mengalami kelaparan.
“Di beberapa negara sudah mulai, diperkirakan kalau ini tidak ada solusi bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan,” ujar Presiden.
Jokowi percaya Indonesia mampu menghadapi krisis pangan tersebut. Terutama jika masyarakatnya bisa mengoptimalkan keberadaan lahan tak produktif.
“Urusan cabai, urusan ya harusnya rumah tangga-rumah tangga di desa itu bisa nanam itu. Di polybag atau di pekarangannya, sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harganya naik drastis,” tandasnya