RadarJateng.com, Pendidikan – Seperti yang telah kita ketahui semua, bahwa usia 0 – 6 tahun merupakan masa keemasan (golden age) bagi anak dimana pada masa ini proses tumbuh kembang anak berlangsung sangat pesat dan sangat berpengaruh pada kualitas hidup anak untuk tahap selanjutnya. Namun saat ini seringkali kita dengar bahwa terjadi beberapa masalah terkait tumbuh kembang anak, salah satunya Stunting. Hal ini masih menjadi momok yang menakutkan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia salah satunya di Kabupaten Sumbawa Barat,NTB.
Stunting atau yang sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama jika terjadi dalam 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), yaitu dari janin berada di kandungan hingga anak berusia dua tahun.
Faktor lain yang juga berkontribusi pada terjadinya stunting adalah penyakit infeksi yang berulang, lingkungan yang buruk, kurangnya air bersih, stimulasi (rangsangan) psikososial yang tidak memadai, termasuk kurangnya akses terhadap layanan PAUD berkualitas , dan juga persepsi serta budaya masyarakat yang tidak mendukung pencegahan stunting.
Stunting tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meingkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya.
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, terjadi peningkatan stunting dari tahun 2019 sampai 2020 sebanyak 0,1 %. Pada tahun 2019 persentase stunting sebanyak 15,09% sedangkan tahun 2020 naik menjadi 15,80%. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan angka stunting secara kabupaten walaupun di beberapa kecamatan ada yang menurun.
Dari data di atas, ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan angka stunting antara lain adanya pandemic covid. Dimana akibat covid terdapat beberapa kegiatan yang tidak bisa maksimal dilaksanakan seperti kegiatan posyandu, kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak ke sekolah- sekolah.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah daerah dalam rangka penurunan angka stunting, antara lain optimalisasi kelas gizi di semua posyandu masing – masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat, Program Gemar Makan Ikan, Bina Keluarga Balita, Peningkatan Kualitas Sanitasi Layak dan Air Minum, Penuntasan 5 Pilar STBM, Program Cegah Stunting bersama sekolah PAUD di kecamatan masing – masing.
Terkait kerjasama dengan sekolah PAUD di masing – masing kecamatan, maka guru PAUD memiliki peran yang strategis untuk menyampaikan informasi pengetahuan dan pemahaman kepada orang tua dan anak – anak tentang pencegahan stunting. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan guru PAUD dalam upaya pencegahan Stunting pada anak antara lain:
- Melaksanakan kegiatan bermain – belajar yang memberikan stimulus psikososial dan perkembangan sesuai usia
- Mengembangkan kelas pengasuhan dan kelas orang tua
- Membiasakan anak untuk memiliki perilaku hidup bersih , sehat, aman dan nyaman
- Mengikuti Bimtek/Workshop terkait Stunting
Penulis : Desy Nofita Sari, S.Pd TK Negeri 1 Maluk Kabupaten Sumbawa Barat