RADARJATENG – Candi merupakan salah satu seni warisan budaya Indonesia. Candi paling banyak tersebar di Pulau Jawa dan Bali, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah. Setiap candi memiliki ciri khasnya tersendiri, terutama berkaitan dengan ornamen yang melekat padanya. Sejarah candi di Indonesia.
Sejarah candi di Indonesia
Candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu, berupa tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja, atau para pendeta Hindu-Budha. Istilah candi berasal dari kata cinandi yang memiliki arti dikubur dalam Bahasa Kawi.
Candi diperkirakan pertama kali dibangun pada abad ke-7 sampai dengan awal abad ke-8 oleh kerajaan Hindu bernama Kalingga. Kalingga kemudian berubah nama menjadi Mataram. Candi -candi Syiwa dibangun pada masa pemerintahan Raja Sanjaya di Pegunungan Dieng.
Budaya membangun candi ini berlanjut pada saat Kerajaan Sriwijaya menguasai Jawa Tengah. Kala itu, Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Raja Syailendra yang beragama Buddha dan anaknya Wangsa Syailendra yang beragama Hindu.
Keduanya memiliki pengaruh kuat dalam pembangunan candi di tanah Jawa. Candi di Jawa Tengah bagian utara umumnya merupakan candi Hindu, sedangkan candi di Jawa Tengah bagian selatan umumnya candi Buddha.
Ciri candi di Jawa Tengah
Ciri candi di Jawa Tengah Ciri dari candi yang berada di Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
- Menghadap ke timur
- Dibangun menggunakan batu andesit
- Bangunan candi berbentuk tambun dan terletak di tengah pelataran
- Di antara kaki dan tubuh candi terdapat selasar yang cukup lebar untuk tempat ‘pradaksina’
- Atapnya melebar dan memiliki undakan yang terdiri dari tiga tingkatan
- Puncaknya berbentuk stupa (candi Buddha) dan ratna atau vajra (candi Hindu)
- Di atas ambang pintu dan relung terdapat hiasan kepalaKala tanpa rahang bawah
- Reliefnya dalam dan menggambarkan tokoh yang menghadap ke depan
- Batas antara adegan tidak tampak dan dibiarkan kosong.