RADARJATENG – Klaten, Pemkab Klaten , Jawa Tengah masih menerapkan pembelajaran tatap muka ( PTM ) 100 persen di sekolah-sekolah yang ada di daerah itu.
Meski demikian, saat ini Pemkab Klaten juga melakukan kajian dan evaluasi terkait pelaksanaan PTM 100 persen di sekolah-sekolah tersebut.
Apalagi, pada Kamis (27/1/2022) kemarin ditemukan dua siswa yang positif Covid-19 sehingga PTM 100 persen di SMPN 1 Kemalang dan SMPN 1 Karangnongko tempat siswa itu sekolah terpaksa dihentikan sementara.
“Saya sudah tegaskan kalau ada temuan kasus aktif di sekolah, maka sekolahnya langsung ditutup ya. Pembelajaran jadi ke daring,” ujar Mulyani saat Tribunjogja.com temui di Setda Klaten, Jumat (28/1/2022).
Mulyani juga meminta setiap institusi pendidikan di daerah itu benar-benar menerapkan protokol kesehatan Covid-19 saat proses PTM berlangsung.
“Saya sudah tekankan lagi, pengetatan PTM ini di seluruh jajaran. Saya juga minta dinkes juga rutin lakukan uji petik,” ulasnya.
Kemudian Mulyani menegaskan hingga saat ini PTM di Klaten masih dilakukan dengan kuota 100 persen.
Terkait adanya pengurangan jadi 75 persen atau 50 persen pihaknya masih menunggu instruksi pusat serta kajian dari Satgas Kabupaten.
“Nanti kita kaji kembali (PTM 100 persen) sebab apa yang kita lakukan ini harus mempedomani dari pemerintah pusat juga,” ucapnya.
Namun Mulyani juga memastikan, jika kasus aktif Covid-19 di Klaten nantinya terus mengalami kenaikan maka dirinya akan mengambil kebijakan agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan.
“Terkait seberapa banyak kasus aktif di Klaten, kalau memang mendominasi kita akan balik kanan untuk ke daring lagi. Sebab kasus kita ini banyaknya dari perjalanan,” imbuhnya.
Sementara itu, Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono menambahkan pada prinsipnya hingga saat ini Klaten masih menerapkan Inbup nomor 3 tahun 2022.
“Kalau sekolah masih, kalau terkait kebijakan PTM masih 100 persen, tapi kita tak bisa memungkiri sudah ada sekolah yang ditutup,” ucapnya.
Ia pun menyebut jika Pemkab Klaten telah melakukan koordinasi dengan Pemrov Jawa Tengah terkait adanya sekokah yang ditutup setelah ditemukan kasus Covid-19 .
“Teknisnya kita sudah koordinasi dengan provinsi. Kalau ada yang positif maka sekolah langsung ditutup ya. Ini kejadiannya bukan hanya di Klaten, kita tunggu kebijakan pusat dan itu nantinya akan seragam,” tambahnya. (Dikutip dari Tribun)