RadarJateng.com, Mahasiswi cantik bernama Novia Widyasari Rahayu yang ditemukan tewas karena minum racun diduga dilatarbelakangi persoalan asmara. Korban mengalami depresi karena sang kekasih tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya yang berusia 4 bulan.
Menurut sumber teman dekat korban, sebut saja Melati saat dikonfirmasi menceritakan kisah asmara korban dengan pacarnya yang berakhir tragis ini. Korban sudah lama menjalin hubungan asmara dengan pacarnya bernama RB yang diduga anggota polisi dari Polres Pasuruan berpangkat Bripda.
Sampai akhirnya korban yang tercatat mahasiswi Fakultas Sastra Inggris semester 10 ini hamil 4 bulan. Korban lalu minta pertanggungjawaban kepada pacarnya. Namun sang pacar tidak mau bertanggung jawab. Sampai akhirnya RB menghilang.
Korban akhirnya melaporkan ke orang tua RB. Setelah itu korban diajak makan bersama dengan RB dan kedua orang tuanya. Saat itu, orang tua RB mengatakan akan bertanggung jawab dan akan berbicara dengan orang tua korban setelah pulang makan.
Selesai makan, orang tua RB lalu mengajak Novia bertemu dengan orang tuanya membicarakan masalah hubungannya dengan RB. Sesampai di rumah korban, ternyata orang tua RB berkata lain kepada orang tua korban.
Ibu kandung RB mengatakan tidak menyetujui apabila RB dan Novia segera menikah. Alasannya, RB masih punya kakak yang belum menikah. Di samping itu RB pun masih baru awal jadi polisi.
Padahal, orang tua korban pada saat itu juga belum mengetahui maksud dan tujuan kedatangan orang tua RB. Bahkan orang tua korban pun tidak mengerti maksud yang disampaikan orang tua RB, sehingga pihak orang tua korban pun tidak bisa berkata apa-apa.
“Sejak itu, korban mengaku tidak bisa lagi menghubungi pacarnya. WhatsApp-nya juga tidak aktif lagi. Akhirnya, seminggu kemudian korban datang lagi ke rumah orang tua RB. Tapi orang tua RB tidak mempedulikannya,” kata Melati menceritakan apa yang pernah diceritakan Novia kepadanya.
Setelah itu, dua hari kemudian RB tiba-tiba menghubungi korban melalui pesan WA. RB ingin mengajak korban untuk jalan-jalan. Saat itu korban pun merasa senang. Seperti ada angin segar kalau buah hatinya bakal punya bapak kandung.
“Akhirnya paginya korban dijemput pakai mobil oleh RB. Di dalam mobil RB memberikan 4 biji pil. Dan RB memaksa korban untuk minum pil tersebut tanpa makan dan minum seharian,” kata Melati.
Sampai sore akhirnya korban mengeluh lapar dan berhentilah di tempat makan. Di saat itu korban merasakan perutnya sangat sakit. Waktu dibawa ke toilet warung makan itu ternyata ada lendir darah yang keluar dari kemaluannya. Korban tahu bahwa itu janinnya tapi dia takut untuk melihatnya.
Setelah dua hari kemudian korban drop sampai akhirnya harus opname di salah satu rumah sakit. Sempat korban kondisinya kritis. Sepulang dari rumah sakit, korban bingung dan merasa semakin depresi.
Akhirnya korban menceritakan semua ke orang tuanya. Malah paman korban yang dipanggil mas memaki-maki korban dan setiap hari mengancam ingin membunuh korban karena dianggap sangat mempermalukan keluarga. Sampai akhirnya korban nekat membeli sianida di toko online dengan harga Rp160 ribu.
“Setelah lima kemudian saya mendengar kabar korban meninggal bunuh diri di dekat makam ayahnya. Makanya, saya baca berita itu tidak benar kalau korban ini bunuh diri karena ayahnya meninggal,” kata Melati.
Kata Melati, sebelum korban menggugurkan janinnya sempat melaporkan kasus RB ke Propam Polres Pasuruan. Namun, pihak polres menutupinya. “Bahkan korban juga sempat sewa pengacara untuk kasus ini. Tapi keburu korban meninggal,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri di Malang bernama Novia Widyasari Rahayu ditemukan tewas di samping makam ayahnya, pada Kamis, 2 Desember 2021. Diduga gadis 23 tahun warga Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto itu tewas bunuh diri dengan minum racun.