RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut Kathleen S.Verderber et al. yang dikutip dari Leila Mona Ganiem.M. Komunikasi antar pribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengolah hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna. Dapat di jelaskan sebagai berikut: Pertama, Komunikasi antar pribadi sebagai proses. Proses merupakan rangkaian sistematis perilaku yang bertujuan yang terjadi dari waktu ke waktu atau berulangkali. Kedua, Komunikasi antar pribadi bergantung kepada makna yang diciptakan oleh pihak yang terlibat. Ketiga, melalui komunikasi kita menciptakan dan mengelola hubungan kita tanpa komunikasi hubungan tidak akan terjadi secara efektif.
Proses komunikasi interpersonal ialah seorang komunikator menyampaikan pesan kepada seorang atau lebih komunikan, sehingga dapat menciptakan suatu tujuan, makna persamaan antara komunikan dan komunikator. Dan bertujuan untuk menjadikan komunikasi Interpersonal itu Menjadi Efektif sesuai dengan Tujuan Komunikasi Interpersonal yang di berikan Oleh Komunikan.
Komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa tunarungu bisa dikatakan komunikasi interpersonal karena bersifat dialogis. Guru sendiri mengetahui secara langsung apakah pesan yang disampaikan itu diterima baik oleh siswa tunarungu. Komunikasi interpersonal memiliki hubungan emosional yang lebih dekat seperti hubungan guru dengan siswa. Dengan adanya komunikasi interpersonal seseorang guru bisa merubah sikap anak tunarungu kearah yang lebih baik. Ada indikator komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik menurut Suranto antara Lain, Pemahaman, Pembiasaan, Kesenangan, Pengaruh sikap, Hubungan yang baik.
Anak tunarungu menjadi salah satu anak yang membutuhkan pembelajaran khusus mengenai bagaimana bersosial dengan lingkungannya. Hal ini dikarenakan anak tunarungu kurang atau tidak mampu untuk mendengar, sehingga tidak mampu juga untuk berkomunikasi dengan lisan secara maksimal
Siswa tunarungu adalah siswa yang mengalami gangguan pada pendengarannya atau mengalami kerusakan di telinga nya sehinggga sangat mengganguu aktivitas kehidupannya dalam mendengar. Siswa tunarungu selalu menjadi perhatian para pakar perkembangan denngan tujuan membuahkan suatu pola pembimbing yang tepat oleh karena mereka memiliki potensi kecerdasan yang relatif sama dengan siswa dengar.
Tunarungu adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami kehilangan pendengaran sehingga berpengaruh pada kemampuan menangkap suara. Minimnya kemampuan menangkap suara inilah yang menyebabkan tunarungu mengalami keterlambatan pada perkembangan bahasa, sehingga menyulitkannya untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Kemampuan berkomunikasi anak tunarungu dapat dikembangkan jika ada beberapa faktor pendukung. Salah satunya adalah bimbingan dari guru sekolah. Hubungan yang baik antara guru dengan siswa tunarungu dapat membantu proses perkembangan bahasa siswa. Hubungan tersebut dapat dimulai dengan komunikasi interpersonal, yang lebih menekankan pada hubungan pribadi baik secara fisik maupun psikis.
Dengan melukan komunikasi interpersonal, hubungan antara guru dan siswa jauh lebih intim. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara lebih efektif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurani Soyomukti bahwa komunikasi ini lebih efektif berlangsung jika berjalan secara dialogis, yaitu antara dua orang saling menyampaikan dan memberi pesan secara timbal balik
Penulis : Asih Achirijati, S.Pd, SLB Kuncup Mas Banyumas