RadarJateng.com, Pendidikan – Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang disampaikan dalam betuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik.
Dr. Abdul Aziz dan Abdul Majid (2002:6) dalam bukunya ” Mengajarkan Anak Lewat Cerita” mengatakan “Sebagian dari cerita-cerita yang ada, meliputi unsur yang negatife. Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan norma”. Tentunya hal itu tidak boleh terjadi pada pembelajaran pengembangan Bahasa di Taman Kanak-Kanak karena akan berdampak buruk pada anak didik.
TK sebagai Lembaga Pendidikan formal tidak boleh mengenyampingkan sisi Pendidikan yang harus di serap oleh anak berupa tata nilai yang ada dalam cerita anak TK. Meskipun disana sini terdapat lingkungan buruk yang tidak mendukung dan terus ada.
Tujuan bercerita adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, ia dapat bertanya apabila tidak memahaminya, ia dapat menjawab pertanyaan, ia pun dapat juga mengajukan pertanyaan, selanjutnya ia dapat menceritakan dan mengekspresikannya terhadap apa yang di dengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat diceritakan Kembali, dipahami, diperhatikan, dan lambat laun dilaksanakan.
Adapun fungsi bercerita adalah membantu perkembangan Bahasa dan berpikir anak serta dapat memotivasi anak untuk cinta membaca. Metode bercerita adalah cara penyampaian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak. Tujuan metode bercerita di Taman Kanak-Kanak adalah melatih daya tangkap, daya piker, daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi/imajinasi bagi anak, menciptakan suasana yang menyenangkan dan akrab di ruang kelas, mengembangkan perbendaharaan dan kosakata anak. Isi cerita di TK biasanya mengandung nilai-nilai moral yang mengarah kepada pengembangan emosional, sosial spiritual anak, dapat pula berupa pengetahuan umum bagi anak. Alat atau media bercerita di TK, adalah berupa alat peraga langsung atau alat peraga tak langsung/benda tiruan. Kegiatan bercerita dengan menggunakan media atau alat pendukung isi cerita artinya guru menyajikan sebuah cerita pada anak TK dengan menggunakan berbagai media yang menarik, aman bagi anak, baik asli atau karya sendiri, seperti boneka jari.
Media boneka jari tidak hanya di dapat dalam toko, akan tetapi boneka jari juga bisa di buat sendiri sesuai dengan tema yang kita inginkan. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat boneka jari antara lain: kain flannel, gunting, lem tembak, dacron, benang, jarum, dan asesoris sesuai keinginan.
Adapun cara membuatnya :
- Gambar pola pada kain flannel
- Gunting kain flannel sesuai pola
- Bagian tepi di jait dan sisakan lubang sedikit
- Isi lubang tersebut dengan dacron, kemudian jait Kembali sampai rapat
- Hiasi dengan asesoris sesuai keinginan agar tampak indah
Cara menggunakanya adalah :
- Guru memasukkan boneka jari ke dalam jari tangan
- Guru mengenalkan pada anak tokoh-tokoh yang akan di ceritakan (judul cerita)
- Guru bercerita
Tujuan dari penggunaan media boneka jari dalam bercerita adalah agar membantu imajinasi anak untuk memahami isi cerita. Yang mana bagi anak, sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan diperhatikan apabila menggunakan media/alat peraga. Dan guru akan terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena terbantu oleh media yang digunakan.
Penulis Munifah, S. Pd