RadarJateng.com Pendidikan -Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk mengembangkan bahasa karena masa kanak-kanak berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Masa kanak-kanak ini disebut dengan istilah The Golden Age, yaitu masa keemasan. Pada masa ini berbagai potensi yang ada dalam diri manusia berkembang dengan pesat. Dimana perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa dan sosial berlangsung dengan cepat. Perkembangan adalah suatu pola perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih kompleks dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah aspek perkembangan bahasa.
Salah satu langkah pertama untuk menjadi pembaca yang sukses adalah belajar mengenali huruf abjad. Implementasi orangtua atas hasil belajar yaitu anak dapat menguasai membaca dan menulis. Orangtua tersebut berkeinginan dengan alasan mengingat kemampuan kekasaraan awal dan menulis merupakan hal mendasar yang harus dipupuk sejak dini untuk dijadikan bekal bagi seorang anak memasuki dunia pendidikan. Lebih dari itu, kemampuan kekasaraan awal merupakan modal utama seorang anak untuk membuka jendela masa depan, sebuah langkah awal menguasai ilmu pengetahuan.
Menurut Errifa Susilo (2013), menyebutkan bahwa belajar kekasaraan awal bukanlah merupakan suatu tindakan alamiah dari seorang anak. Kemampuan kekasaraan awal pada seorang anak tidaklah didapatkan begitu saja seiring perkembangan usianya. Untuk mendapatkan kemampuan ini pada seorang anak, diperlukan suatu proses belajar. Lingkungan dan orangtua memegang peranan penting dalam proses pengenalan kekasaraan awal dan kata-kata yang pada awalnya akan ditangkap oleh anak sebagai bahasa lisan. Dalam proses pengenalan ini, anak belum sampai pada proses belajar, hanya mengenal dan memahami bunyi-bunyian itu. Yang tidak difahami dan diketahui orang tua adalah bahwa “prinsip huruf abjad” merupakan proses awal seorang anak mampu membedakan karakter satu huruf dengan huruf lainnya yang bila dirangkaikan akan menimbulkan keragaman bunyi. Sehingga menjadi proses ini adalah tahap dimana anak mulai mengidentifikasi bunyi yang ada dalam kata, setelah itu barulah dapat diajarkan bagaimana huruf-huruf alfabet itu dapat membentuk suatu kata yang bermakna berbeda satu dengan lainnya.
Untuk mengembangkan keaksaraan awal kita dapat membuat media yang menarik, media yang menarik tidak selalu mahal tetapi bisa kita gunakan barang bekas misalnya saja seperti media “Semangka Huruf” yang saya buat dibawah ini. Dinamakan “Semangka Huruf” karena bentuknya bulat seperti buah semangka.
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah:
- Bola bekas
- Kain Fanel
- Lem
- Stik eskrim
- Gunting
- Huruf a-z
- Kardus bekas
- Kertas hvs putih
Untuk cara pembuatannya adalah:
- Siapkan bola bekas kemudian lapisi bola dengan kain fanel warna hijau
- Hiasi dengan kain fanel warna hitam
- Ambil stik eskrim kemudian tempel huruf-huruf pada stiknya
- Lubangi bagian atas untuk menaruh stik huruf yang sudah jadi
- Pasang kancing supaya bisa tertutup rapat
- Lapisi kotak kardus dengan kertas hvs putih
- Lubangi kardus untuk menancapkan huruf-huruf membentuk kata yang diinginkan
- Media Semangka Huruf siap untuk digunakan
Cara penggunaan media “Semangka Huruf” :
- Anak mengambil huruf pada media sesuai kata yang diminta oleh guru
- Anak menyusunnya dengan menancapkan stik huruf pada kotak yang disediakan
- Anak membaca huruf-hurufnya
- Anak bisa mengulanginya untuk kata yang lain
Dengan menggunakan media “Semangka Huruf” ini diharapkan anak bisa mengembangkan aspek bahasa anak yaitu tentang keaksaraan awal.
Semoga ilmu diatas bisa bermanfaat untuk kita semua.
Penulis Endah Nurini, S. Pd